KOMPAS.com - Para astronom mengumumkan mereka baru saja menemukan bukti keberadaan lubang hitam seukuran Jupiter di Bima Sakti, seperti pengembara antar bintang raksasa.
Memang para ahli tidak dapat mengamati lubang hitam secara langsung, tapi setidaknya mereka telah melacak adanya perilaku aneh di sekitar awan.
UPDATE: Baca juga: Setelah 2,5 Abad, Gambar Lubang Hitam Pertama Terungkap. Ini Fotonya...
"Ketika saya memeriksa data ALMA (Atacama Large Millimeter / submillimeter Array), untuk pertama kalinya saya benar-benar bersemangat karena gas yang diamati menunjukkan gerakan orbital yang jelas, besar kemungkinan sebagai objek besar tak terlihat yang bersembunyi," kata Shunya Takekawa, ahli astrofisika di National Astronomical Observatory of Japan (NAOJ), seperti dilansir IFL Science, Jumat (18/1/2019).
Baca juga: Bukti Baru, Lubang Hitam Isap Materi Secepat Kecepatan Cahaya
Menurut Space.com, tim sedang menyaksikan dua awal langit yang mereka namai Balon dan Aliran, yang jaraknya 26.000 tahun cahaya dari pusat Bima Sakti.
Dalam kebanyakan kasus, awan itu dibentuk oleh gas yang menabrak supernova atau awan langit lainnya. Aliran gas itu mengorbit di sekitar titik pusat.
Dari pergerakan ini, ahli telah menghitung bahwa objek yang menarik gas memiliki massa 30.000 kali Matahari atau kira-kira seukuran Jupiter.
Penjelasan yang paling mungkin, itu adalah lubang hitam berukuran sedang. Lubang hitam berukuran sedang seperti ini adalah fenomena langit yang cukup langka.
Kebanyakan ubang hitam berukuran kecil, yang merupakan hasil dari keruntuhan bintang. Sementara lubang hitam supermasif diperkirakan terbentuk ketika galaksi pertama muncul.
Para astronom percaya ada dua lubang hitam potensial berukuran sedang yang bersembunyi dekat pusat Bima Sakti.
"Namun untuk saat ini, bukti lubang hitam sedang lebih bersifat sugestif dibanding konklusif," kata Avi Loeb dari Universitas Harvard.
Baca juga: Bukti Keberadaan Lubang Hitam Langka Ini Selesaikan Perdebatan Ahli
Saat ini data tentang temuan ini sudah dapat dibaca di server pra-cetak arXiv.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.