KOMPAS.com - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) baru saja merilis citra satelit Gunung Anak Krakatau. Citra satelit tersebut menunjukkan perubahan morfologi gunung tersebut mulai dari Agustus 2018 hingga Januari 2019.
Dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Jumat (11/01/2019), LAPAN menjelaskan bahwa gembar tersebut didapatkan dari pengamatan citra satelit TerraSAR-X.
LAPAN membandingkan citra satelit dari tiga waktu, yaitu 30 Agustus 2018, 29 Desember 2018, dan 9 Januari 2019. Ketiga citra satelit itu diambil pukul 05.47 WIB.
"(Dari ketiga citra satelit tersebut) dapat diketahui bahwa ada perubahan morfologi yang terjadi di G. Anak Krakatau dengan cukup berat," tulis keterangan pers yang diterima dari Rokhis, Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN.
Baca juga: Citra Radar BPPT Ungkap Bagian Selatan Anak Krakatau Longsor
"Terlihat pada citra tanggal 29 Desember 2018, bagian tubuh G. Anak Krakatau bagian barat-barat daya telah hancur, diduga mengalami longsor dan masuk ke laut estimasi dengan luasan area yang berkurang sekitar 49 Ha," imbuhnya.
Meski telah mengalami longsor, tapi area tersebut dengan cepat "memulihkan diri". Hal ini terlihat pada citra satelit pada 9 Januari 2019.
"Akumulasi erupsi setelahnya mengeluarkan material vulkanik yang terkumpyl di sekitar kawah sehingga bagian barat-barat daya Gunung Anak Krakatau kembali muncul ke atas permukaan air seperti yang terlihat pada citra tanggal 9 Januari 2019.
Secara lebih jelas, gambaran perubahan morfologi Gunung Anak Krakatau bisa dilihat dalam foto berikut.