Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misi Penjelajah Objek Antariksa Terjauh Libatkan Gitaris Queen

Kompas.com - 01/01/2019, 17:31 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor


KOMPAS.com - Pada malam pergantian tahun, NASA meluncurkan pesawat luar angkasa non awak, New Horizons, untuk menjelajah obyek luar angkasa Ultima Thule. Objek itu diyakini menyimpan jejak awal sistem tata surya.

Berjarak empat miliar mil (6,4 miliar kilometer), New Horizons siap diluncurkan pada pukul 12:33 pagi pada 1 Januari, pada jarak 2.200 mil dari Ultima Thule, kantor berita AFP melaporkan.

Jarak itu tiga kali lebih dekat dari saat New Horizons melakukan misi ke Pluto pada 2015.

Nama Ultima Thule diambil dari sebuah pulau mistis yang ada dalam literatur abad pertengahan. Menariknya lagi, gitaris band Queen, Brian May, menciptakan lagu khusus untuk mengiringi misi ini.

"Ini obyek luar angkasa paling primitif yang pernah ditemui oleh pesawat luar angkasa,” kata Hal Weaver, ilmuwan dalam proyek tersebut dari John Hopkins Applied Physics Laboratory.

Baca juga: NASA: New Horizons Siap Jelajah Sabuk Kuiper, Area Terluar Tata Surya

Ukurannya relatif kecil. Bahkan, para ilmuwan tidak yakin berapa ukuran pastinya.

Tapi mereka yakin ukurannya sekitar 100 kali lebih kecil daripada Pluto, yang berdiameter hampir 1.500 mil (2.414 kilometer).

Ultima Thule juga terletak di sebuah area membeku di luar angkasa, yang mengindikasikan mungkin masih terawat dengan baik.

Ditemukan saat peneropongan dengan Teleskop Hubble pada 2014, Ultima Thule berada di Sabuk Kuiper, sebuah wilayah yang terbentuk dari hari-hari awal pembentukan planet-planet.

Sabuk Kuiper bermula sekitar tiga miliar mil (4,8 miliar kilometer) di luar Matahari, melewati orbit Neptunus, planet terjauh dari Matahari.

Misi ke Ultima diharapkan bisa memberikan informasi mengenai luar angkasa dari masa permulaan.

"Sabuk Kuiper penuh dengan miliaran komet, jutaan obyek seperti Ultima yang disebut planetesimal, yang membangun formasi planet dan kumpulan kecil – sejumlah planet kerdil seukuran benua, seperti Pluto," kata Alan Stern, penyelidik utama pada New Horizons.

"Sangat penting bagi kami di ilmu tentang planest karena kawasan dalam sistem tata surya itu, yang sangat jauh dari Matahari, mempertahankan kondisi asli dari empat miliar tahun lalu," kata Stern.

"Dengan melintas Ultima, kami bisa melihat bagaimana kondisi pada saat awal."

Ultima Thule pertama kali ditemukan oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble pada 2014.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com