KOMPAS.com - Australopithecus, adalah jenis hominin (manusia purba) yang hidup antara sekitar 4 juta hingga 2 juta tahun yang lalu di Afrika. Otak manusia modern sebenarnya sangat dipengaruhi oleh manusia yang kecil dan berbulu ini.
Akan tetapi menurut Amélie Beaudet, seorang paleontolog dari University of the Witwatersrand, Afrika Selatan, masih sedikit yang diketahui tentang otak mereka.
Dalam sebuah studi terbaru, Beaudet dan koleganya mengamati bagian dalam tengkorak leluhur hominin ini.
Demi menguak misteri ini, para peneliti menggunakan mikro-computed tomography (micro-CT) untuk merekonstruksi bagian dalam tengkorak yang diduga milik Australopithecus.
Baca juga: Fosil Baru Mengungkap Wajah Nenek Moyang Manusia dan Kera
Tengkorak milik fosil yang dijuluki "Little Foot" ini pertama kali ditemukan dua dekade silam di Gua Sterkfontein, Johannesburg. Dengan usianya yang mencapai 3,67 juta tahun, Little Foot menjadi salah satu fosil tertua dari Australopithecus yang pernah ditemukan.
Bahkan para peneliti menduga tengkorak tersebut milik spesies lain yang bukan Australopithecus.
"Saya mengharapkan sesuatu yang sangat mirip dengan endocast lain yang kami tahu dari Australopithecus, tetapi Little Foot ternyata sedikit berbeda, sesuai dengan usianya yang luar biasa," jelas Beaudet seperti yang dilansir dari Live Science pada Kamis (20/12/2018).
Beaudet menjelaskan otak Little Foot terlihat sangat mirip dengan leluhur yang seharusnya milik kera daripada manusia.
Pada korteks visual Little Foot, mengambil proporsi yang lebih besar dari otaknya daripada bagian yang dimiliki otak manusia.
Beaudet menambahkan, korteks visual milik manusia telah digunakan untuk mengakomodasi perluasan korteks parietal, area yang terlibat dalam kegiatan kompleks seperti pembuatan alat.
Otak Little Foot juga asimetris, dengan tonjolan yang sedikit berbeda di setiap sisi. Menariknya, ini adalah fitur yang ada pada manusia dan kera.
Itu mungkin menunjukkan bahwa Australopithecus mengalami lateralisasi otak, yang berarti bahwa kedua sisi otaknya melakukan fungsi yang berbeda.
Penemuan ini juga menunjukkan bahwa lateralisasi otak berkembang sangat awal dalam garis keturunan primata.
Temuan tentang Little Foot yang akan dipublikasikan di Journal of Human Evolution menunjukkan perbedaan-perbedaan ini mengisyaratkan bahwa evolusi otak adalah proses yang sedikit demi sedikit terjadi dalam penyesaian di seluruh otak.
Baca juga: Jangan Ditanyakan Lagi, Ini Alasan Kera Tidak Berevolusi Jadi Manusia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.