Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Sariawan yang Lama Sembuh, Bisa Jadi Tanda Kanker Mulut

Kompas.com - 14/12/2018, 18:07 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sekilas, ketika kita mendengar kata sariawan, yang terlintas dalam pikiran kita adalah penyakit di sekitar mulut yang diderita hampir semua orang. Umumnya, sariawan dikenal tidak berbahaya dan mudah untuk disembuhkan.

Namun di sisi lain, sariawan juga bisa menjadi suatu hal yang mengerikan. Sariawan yang tidak kunjung sembuh, dipercaya merupakan satu tanda kemungkinan kanker mulut.

Drg. Sri Hananto Seno, Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia, berkata dalam diskusi tentang kanker mulut yang dilaksanakan pada Kamis (13/12/2018), di Jakarta, bahwa kita perlu mewaspadai sariawan yang sudah berlangsung cukup lama.

“Nah, ini yang tadinya tidak apa-apa bisa jadi masalah, kalau sariawan teriritasi terus maka sel-selnya akan berubah sifat. Dari yang tadinya baik-baik saja berubah sifat jadi berbahaya. Sel ini akan membelah diri menjadi banyak dan tidak terkendali. Nah, ini yang disebut kanker,” ungkapnya.

Baca juga: Merokok, Faktor Risiko Terbesar Kanker Mulut

Sariawan memang pada dasarnya bukanlah penyakit yang mebahayakan. Penyakit ini biasanya timbul akibat mulut yang tidak sehat, stres, dan pola makan yang buruk. Namun, ketika sariawan terpapar zat-zat berbahaya, dapat menyebabkan sariawan kronis yang berujung pada kanker mulut.      

Membedakan sariawan normal dan tidak

Ketua Ikatan Spesialis Penyakit Mulut Indonesia, Drg Rahmi Amtha, menuturkan, sariawan pada dasarnya sama seperti luka luar lainnya. Normalnya, dalam waktu dua minggu jika terjadi luka di lapisan terluar tubuh, maka luka itu akan menutup dengan sendirinya.

Namun pada sariawan yang menjadi gejala kanker mulut, jika dalam waktu minimal satu bulan tidak kunjung sembuh, maka pasien wajib melakukan konsultasi ke layanan kesehatan untuk melihat apa yang terjadi.

“Jadi sel kanker itu tidak bisa dikendalikan, dia terserah saja mau gimana. Jadi kalau dia (sariawan) dua minggu harusnya sembuh ternyata tidak sembuh, mungkin karena dia sudah mengandung sel yang tidak bisa dikendalikan,” ujar Rahmi yang ditemui dalam kesempatan yang sama.

Selain dari lamanya sariawan, membedakan sariawan normal dengan yang tidakbisa dilihat dari sakit atau tidaknya sariawan tersebut. Menurut Seno, sariawan yang normal adalah yang terasa sakit.

Baca juga: Ciuman Bisa Tularkan Sariawan, Kenali Jenis dan Tandanya

Hal ini karena pada luka yang normal, terbukanya lapisan kulit membuat saraf-saraf di sekitar luka atau sariawan yang sebelumnya terlindungi oleh mukosa menjadi terbuka dan terasa sakit.

Sementara itu, pada sariawan yang tidak normal, luka atau sariawan akan terasa tidak sakit. Hal ini disebabkan oleh sel-sel yang berkembang tidak normal, mulai membelah diri dan menutupi luka dan membuat sariawan atau luka tersebut terasa tidak sakit.

Kalau Anda mengalami hal seperti ini, Seno menyarankan untuk segera berkonsultasi pada layanan kesehatan terpercaya dan menentukan tindakan lebih lanjut. Pasalnya, sariawan biasa pun jika tidak diberikan tindakan lebih lanjut, akan menjadi lebih kronis.

Rahmi menjelaskan, biasanya sariawan yang tidak kunjung sembuh dan dinyatakan positif kanker mulut oleh dokter sudah berada pada stadium dua dan masih ada harapan untuk disembuhkan. Namun, Rahmi menghimbau untuk sedari sekarang menghindari kebiasaan yang dapat menyebabkan kanker mulut, seperti rokok, alkohol, dan pola makan yang buruk.

Ia juga menyarakan agar kita selalu memperhatikan kondisi rongga mulut. Pasalnya, segala perubahan yang terjadi pada rongga mulut, seperti warna, munculnya bercak-bercak, dan muncul luka yang misterius, bisa berujung pada kondisi yang tidak kita inginkan.

Kanker mulut adalah penyakit yang bisa dicegah. Dengan deteksi dini dan mengenali gambaran yang ada di rongga mulut, kita bisa menghindari kanker mulut,” pungkas Rahmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com