Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Ubah Foto Matahari Terbit di Mars Jadi Suara, Seperti Apa?

Kompas.com - 14/11/2018, 13:04 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

 

KOMPAS.com - Para ilmuwan dari Anglia Ruskin University dan the University of Exeter, Inggris merayakan 5.000 matahari terbit di Mars yang diabadikan oleh robot penjelajah Opportunity.

Untuk merayakannya, mereka mereproduksi salah satu gembar matahari terbit itu dengan suara.

Reproduksi tersebut dibuat oleh Dr Domenico Vicinanza dan Dr Genevieve Williams. Mereka memindai gambar tersebut dari kiri ke kanan, piksel demi piksel.

Mereka mengambil semua informasi tentang kecerahan dan warna serta menggabungkannya dengan elevasi daratan.

Selanjutnya, mereka menggunakan algoritma untuk menetapkan masing-masing elemen nada dan melodi tertentu.

Hal ini disebut dengan "sonifikasi citra". Dr Vicinanza, Direktur kelompok riset Sound and Game Engineering (SAGE) di Anglia Ruskin, menyebutnya sebagai "teknik yang sangat fleksibel".

Dia juga mengatakan sonifikasi citra dapat digunakan untuk mempelajari permukaan planet dan atmosfer, menganalisis perubahan cuaca atau mendeteksi letusan gunung berapi.

"Dalam ilmu kesehatan, itu dapat memberikan para ilmuwan sebuah metode baru untuk menganalisis terjadinya bentuk dan warna tertentu, yang sangat berguna dalam diagnostik gambar," kata Dr Vicinanza dikutip dari Business Insider Australia, Senin (12/11/2018).

Cara ini juga bisa digunakan untuk merekam matahari terbit di Planet Merah. Hingga kini, perekaman suara di Mars sangat menantang karena belum ada mikrofon yang bertenaga tinggi.

Baca juga: Kabar Baik, Starman dan Mobil Tesla Sampai di Orbit Planet Mars 

"Kami benar-benar senang tentang penyajian karya ini tentang planet yang menarik itu," kata Dr Vicinanza dikutip dari New York Post, Senin (12/11/2018).

"Sonifikasi citra adalah teknik yang sangat fleksibel untuk mengeksplorasi sains dan dapat digunakan di beberapa domain, dari mempelajari karakteristik tertentu dari permukaan planet dan atmosfer untuk menganalisis perubahan cuaca atau mendeteksi letusan gunung berapi," imbuhnya.

Karya ini akan dipamerkan dalam konferensi superkompter SC18 hari ini di Dallas, AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau