Oleh: Jennifer Sidharta
SUDAH hampir 3 abad silam revolusi industri pertama terjadi. Kini, kita telah memasuki revolusi industri keempat: era kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Sayangnya, revolusi industri tidak terjadi secara serentak di seluruh dunia. Negara yang kurang siap mengikuti perkembangan teknologi akan membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat beradaptasi dengan teknologi.
Penelitian ABB dan The Economist Intelligence Unit (2018) terhadap 25 negara terkait seberapa siap mereka menghadapi era serba otomatis berkat kecanggihan robot dan AI menemukan bahwa tingkat kesiapan Indonesia berada pada ranking 25. Ini tentu bukan prestasi bagus untuk Indonesia.
Adapun peringkat pertama diduduki oleh Korea Selatan. Bukan hal mengejutkan, mengingat pemerintah Korea Selatan telah menyiapkan penduduknya memasuki era AI, salah satunya dengan mengajarkan coding atau pemrograman komputer sejak tingkat pendidikan sekolah dasar.
Finlandia, yang dikenal sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia, juga memberikan pelajaran coding sejak sekolah dasar.
Mengingat keberadaan internet semakin mempermudah perusahaan dari seluruh dunia dalam merekrut calon karyawan dari mana pun, kemampuan dan pengetahuan yang dipelajari sejak kanak-kanak sangat menentukan masa depan seseorang dalam mengembangkan karier dan mendapatkan pekerjaan yang bonafide.
Sebagai orang Indonesia, kita kini memiliki dua pilihan: menunggu pemerintah mengejar ketertinggalan zaman dan mengubah kurikulum, atau mencari sendiri ilmu yang bisa membantu kita bertahan hidup dan meraih sukses di era revolusi industri keempat ini.
Kemampuan coding, misalnya, dapat kita pelajari melalui layanan pendidikan online, seperti Coursera, Udemy, dan DQLab.
Mengapa coding? Selain karena perusahaan ternama akan segera mewajibkan karyawannya memiliki kemampuan ini, perkembangan AI memampukan banyak pekerjaan yang kini dikerjakan manusia digantikan dengan sistem.
Bahkan, Oxford University juga memperkirakan 47 persen pekerjaan yang ada saat ini akan lenyap dalam waktu kurang dari 25 tahun mendatang.
Artinya, kita perlu memikirkan apakah 25 tahun mendatang pekerjaan yang kita jalani akan bertahan atau malah termasuk dalam kelompok pekerjaan yang akan lenyap tersebut.
Mengingat coding jelas termasuk kemampuan yang akan semakin dibutuhkan seiring berjalannya waktu, tak ada salahnya untuk memulai belajar coding sedini mungkin.
Selain coding, kemampuan lain yang disebutkan beragam perusahaan ternama sebagai skill yang mereka cari dari calon karyawan adalah kemampuan mengolah data atau disebut juga dengan data science.