Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
DQLab
Komunitas data scientist

Komunitas praktisi dan industri dalam program belajar data science oleh DQLab (dqlab.id).

Data dan "Coding", Modal Penting dalam Revolusi Industri 4.0

Kompas.com - 25/10/2018, 16:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Jennifer Sidharta

SUDAH hampir 3 abad silam revolusi industri pertama terjadi. Kini, kita telah memasuki revolusi industri keempat: era kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Sayangnya, revolusi industri tidak terjadi secara serentak di seluruh dunia. Negara yang kurang siap mengikuti perkembangan teknologi akan membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat beradaptasi dengan teknologi.

Penelitian ABB dan The Economist Intelligence Unit (2018) terhadap 25 negara terkait seberapa siap mereka menghadapi era serba otomatis berkat kecanggihan robot dan AI menemukan bahwa tingkat kesiapan Indonesia berada pada ranking 25. Ini tentu bukan prestasi bagus untuk Indonesia.

Adapun peringkat pertama diduduki oleh Korea Selatan. Bukan hal mengejutkan, mengingat pemerintah Korea Selatan telah menyiapkan penduduknya memasuki era AI, salah satunya dengan mengajarkan coding atau pemrograman komputer sejak tingkat pendidikan sekolah dasar.

Finlandia, yang dikenal sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia, juga memberikan pelajaran coding sejak sekolah dasar.

www.automationreadiness.eiu.com Peringkat Kesiapan Negara terhadap Otomatisasi

 

Mengingat keberadaan internet semakin mempermudah perusahaan dari seluruh dunia dalam merekrut calon karyawan dari mana pun, kemampuan dan pengetahuan yang dipelajari sejak kanak-kanak sangat menentukan masa depan seseorang dalam mengembangkan karier dan mendapatkan pekerjaan yang bonafide.

Sebagai orang Indonesia, kita kini memiliki dua pilihan: menunggu pemerintah mengejar ketertinggalan zaman dan mengubah kurikulum, atau mencari sendiri ilmu yang bisa membantu kita bertahan hidup dan meraih sukses di era revolusi industri keempat ini.

Kemampuan coding, misalnya, dapat kita pelajari melalui layanan pendidikan online, seperti Coursera, Udemy, dan DQLab.

Mengapa coding? Selain karena perusahaan ternama akan segera mewajibkan karyawannya memiliki kemampuan ini, perkembangan AI memampukan banyak pekerjaan yang kini dikerjakan manusia digantikan dengan sistem.

Bahkan, Oxford University juga memperkirakan 47 persen pekerjaan yang ada saat ini akan lenyap dalam waktu kurang dari 25 tahun mendatang.

Artinya, kita perlu memikirkan apakah 25 tahun mendatang pekerjaan yang kita jalani akan bertahan atau malah termasuk dalam kelompok pekerjaan yang akan lenyap tersebut.

Mengingat coding jelas termasuk kemampuan yang akan semakin dibutuhkan seiring berjalannya waktu, tak ada salahnya untuk memulai belajar coding sedini mungkin.

Selain coding, kemampuan lain yang disebutkan beragam perusahaan ternama sebagai skill yang mereka cari dari calon karyawan adalah kemampuan mengolah data atau disebut juga dengan data science.

Secara sederhana, data science adalah kemampuan mengolah dan menganalisis data dalam jumlah besar menjadi rekomendasi yang dapat diandalkan untuk mengambil keputusan bisnis.

Lalu, apa keuntungan belajar data science? Selain data science merupakan dasar untuk dapat menguasai teknologi AI, kemungkinan pekerjaan ini akan lenyap di masa mendatang sangatlah kecil.

Bidang pekerjaan ini juga bergaji menggiurkan, yaitu gaji rata-rata di atas dua digit bahkan sejak fresh graduate.

Bidang ini juga dicari-cari perusahaan karena semakin banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga data scientist, tetapi tidak cukup banyak orang yang berprofesi atau memiliki kemampuan sebagai data scientist.

"Kalau belum punya data scientist bisa mengoptimalkan para programmer. Kami menyebutnya data engineer. Lain halnya di startup besar seperti Go-Jek. Mereka memiliki banyak departemen, salah satunya departemen pengolah data. Di sana banyak sekali data scientist profesional," kata Co-Founder Warung Pintar Sofian Hadiwijaya dalam wawancara dengan Feris Thia, Data Science & Big Data System Architect dari PHI-Integration dan komunitas DQLab.id.

Pelajari coding, data science, dan kemampuan apa pun yang menurut Anda akan membantu mengikuti perkembangan Revolusi Industri 4.0.

Mulailah dari sekarang karena tak peduli apakah kita siap atau tidak, menurut penelitian ABB dan The Economist Intelligence Unit (2018), semakin banyak perusahaan yang menggunakan AI dan robot dalam operasional mereka.

Semakin canggih adaptasi AI dan robot juga akan berdampak pada dunia kerja. Akibatnya, kebutuhan akan profesi di bidang itu juga akan semakin mendesak.

Jennifer Sidharta
DQLab.id member

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kenapa Kuda Laut Jantan Hamil dan Melahirkan?

Kenapa Kuda Laut Jantan Hamil dan Melahirkan?

Oh Begitu
Berapa Banyak Gunung Berapi di Planet Venus?

Berapa Banyak Gunung Berapi di Planet Venus?

Fenomena
Seperti Apa Rasanya Daging Mammoth?

Seperti Apa Rasanya Daging Mammoth?

Oh Begitu
Berapa Banyak Sampah Plastik yang Ada di Lautan?

Berapa Banyak Sampah Plastik yang Ada di Lautan?

Oh Begitu
Mengapa Laki-laki Berlari Lebih Cepat dari Perempuan?

Mengapa Laki-laki Berlari Lebih Cepat dari Perempuan?

Oh Begitu
Mengapa Minum Air Hangat Lebih Baik untuk Kesehatan?

Mengapa Minum Air Hangat Lebih Baik untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Hewan Apa yang Masa Kehamilannya Paling Lama?

Hewan Apa yang Masa Kehamilannya Paling Lama?

Oh Begitu
Apakah Minum Air Dingin Tidak Baik untuk Tubuh?

Apakah Minum Air Dingin Tidak Baik untuk Tubuh?

Oh Begitu
Seberapa Cepat Bumi Berputar?

Seberapa Cepat Bumi Berputar?

Oh Begitu
Mengapa Burung Tidak Jatuh dari Dahan Pohon Saat Tidur?

Mengapa Burung Tidak Jatuh dari Dahan Pohon Saat Tidur?

Oh Begitu
Apa Penyebab Tidur dengan Mata Terbuka?

Apa Penyebab Tidur dengan Mata Terbuka?

Kita
Apa Saja Manfaat Telur Bebek untuk Kesehatan?

Apa Saja Manfaat Telur Bebek untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Berapa Waktu Terlama Manusia Bertahan Tanpa Tidur?

Berapa Waktu Terlama Manusia Bertahan Tanpa Tidur?

Oh Begitu
Membangun Desa secara Beradab

Membangun Desa secara Beradab

Kita
Sejak Kapan Plastik Digunakan Manusia?

Sejak Kapan Plastik Digunakan Manusia?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+