Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat Ini Bikin Impian Manusia Bernapas dalam Air Segera Terwujud

Kompas.com - 19/08/2018, 19:00 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Berawal dari pertanyaan ‘jika menjadi superhero, kekuatan apa yang ingin Anda miliki?’, seorang pelajar dari Royal College of Art, London, Inggris, membuat desain tiga dimensi pakaian amfibi untuk membantu manusia bernafas di dalam air.

Jun Kamei adalah pelajar tersebut. Dia membuat desain alat yang disebut Amphibio.

Dilansir dari IFL Science, Sabtu (18/08/2018), Kamei juga dikenal sebagai perancang biomimikri.

Tak hanya itu, dia merupakan ilmuwan material yang tertarik dan terinspirasi membuat rancangan tersembunyi dari alam. Tujuannya tak lain agar manusia bisa hidup sangat dekat dengan air.

Apalagi, diperkirakan tahun 2100 suhu Bumi akan meningkat sebesar 3.2 derajat celcius. Ini berarti akan membuat naiknya tinggi permukaan laut.

Bisa jadi, peningkatan tinggi permukaan air itu akan menjadi ancaman bagi masyarakat pesisir. Peristiwa ini berpotensi memberi dampak pada 2 miliar orang atau 26 persen populasi manusia di Bumi.

Rancangan yang Kamei ciptakan menggunakan hidrofobik berpori yang dirancang khusus agar dapat mengisi ulang oksigen di dalam air dan melepaskan karbon dioksida.

Ide ini terinspirasi oleh serangga-serangga air yang dapat membuat aqualung (semacam tabung oksigen alami) saat menyelam.

Mereka menciptakan gelembung pelindung udara di sekitar tubuh dan memanfaatkan kulitnya yang membuang air.

"Sistem ini tertutup rapat dengan katup udara satu arah, sehingga satu-satunya cara oksigen dapat diisi ulang di insang adalah melalui membran dari air di sekitarnya," papar Kamei dalam situs 3D Printing Industry, Kamis (28/06/2018).

Baca juga: Elon Musk Bikin Kapal Selam untuk Keluarkan Remaja Thailand dari Goa

"Air di sekitarnya memiliki oksigen terlarut ke dalamnya, dan karena persentase oksigen di dalam insang rendah, molekul-molekul oksigen yang ada pada air berjalan melewati membran yang ada di dalam insang untuk mengimbangi perbedaan konsentrasi," tambahnya.

Insang buatan ini diharapkan dapat menggantikan peralatan menyelam yang berat dan tidak praktis.

Selain itu, teknologi ini serupa dengan menyelam bebas tetapi mampu bertahan di dalam air lebih lama.

Bercermin dari kasus dua belas anak di Thailand yang terjebak di dalam goa, temuan ini mungkin dapat mempersingkat waktu penyelamatan sehingga tidak membuat mereka menunggu berminggu-minggu.

Sejauh ini, teknologi tersebut baru sebatas purwarupa. Sedangkan percobaan pada manusia belum dilakukan.

Namun, Kamei berharap dapat segera melakukan peningkatan dan pengujian lebih lanjut terhadap manusia.

Meski terdengar distopia, Kamei menegaskan optimis terhadap visinya untuk masa depan dalam menghadapi banjir yang mungkin akan menerpa Bumi.

Ditambah lagi, Kamei berpendapat Amphibio dapat menyediakan kenyaman bagi orang-orang yang lebih banyak menghabiskan waktunya di laut seperti nelayan dan penyelam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau