KOMPAS.com - Banyak orangtua memutuskan menyunat anaknya saat masih bayi. Apapun alasannya, sebaiknya hal itu dihindari. Seorang peneliti asal Inggris mengklaim, sunat dini dapat memicu sindrom kematian mendadak pada bayi (sudden infant death syndrome/SIDS).
Dalam studi yang dimuat di bioRxiv, Dr Eran Elhaik dari University od Sheffield, Inggris menemukan, bayi berusia 28 hari yang langsung disunat akan kehilangan banyak darah, dan hal tersebut berkorelasi kuat dengan SIDS.
Baca juga: Sunat, Cegah Infeksi Penyakit dan Mengembalikan Kesuburan
"Seorang bayi hanya memiliki 325 mililiter darah. Saat disunat, ia akan kehilangan 29,5 sampai 69 mililiter darah," ujar Dr Elhaik kepada IFL Science, dilansir Selasa (31/7/2018).
Jika dibandingkan dengan manusia dewasa, darah yang hilang pada bayi itu setara dengan dua sampai empat kali donor darah.
"Saat banyak darah hilang, tekanan darah akan menurun dan jantung harus bekerja lebih keras. Hal ini dapat menyebabkan serangan jantung, terutama bagi bayi yang jantungnya belum berkembang sempurna atau bayi yang memiliki kelainan," imbuh Elhaik.
Dalam penelitiannya, Elhaik mempelajari data kejadian SIDS pada bayi yang disunat dini di 15 negara berbeda. Hasilnya menunjukkan ada korelasi kuat antara sunat bayi dengan SIDS.
"Sunat bayi tidak pernah aman. Selain menjadi faktor risiko utama SIDS, hal ini juga dapat memicu penyakit lain. Sebab itu, sunat bayi harus dihentikan dan ditunda hingga anak cukup umur," tegasnya.
Baca juga: Menurut Sains, Orangtua Bisa Lakukan Ini agar Bayi Tidur Nyenyak
Meski demikian, penelitian Elhaik sejauh ini masih berupa korelasi dan bukan sebab akibat. Elhaik berharap ada penelitian lebih lanjut yang dapat membuktikannya.
SIDS juga dikenal sebagai cot death, atau kematian mendadak dan tidak terduga dari anak yang sehat. Ada lebih dari 300 bayi di Inggris dan 2.700 bayi di AS meninggal setiap tahunnya, kebanyakan meninggal di umur dua sampai empat bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.