Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Gerhana Bulan Pengaruhi Gelombang Tinggi? Ini Kata Ahli

Kompas.com - 27/07/2018, 12:32 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Beberapa hari ini wilayah selatan Indonesia diterpa gelombang tinggi. Gelombang ini tercatat memiliki ketinggian 4 – 6 meter.

Hal ini juga dikaitkan oleh banyak orang dengan adanya gerhana bulan total yang akan terjadi pada 28 Juli 2018.

Namun, benarkah ada keterkaitan antara fenomena tersebut dengan tinginya gelombang laut saat ini?

“Keterkaitannya kecil,” kata Marufin Sudibyo, astronom amatir saat dihubungi Kompas.com Kamis (26/07/2018).

Ia menambahkan, posisi Bulan memang bisa memberikan pengaruh terhadap peristiwa pasang surutnya air laut.

Terutama, kala posisi Bulan segaris dengan Matahari yang terjadi pada dua kesempatan: Bulan baru dan Bulan purnama.

Pada kedua posisi bulan tersebut, biasanya diikuti dengan fenomena meningkatnya tinggi permukaan laut. Hal ini disebabkan posisi bulan yang berada pada titik terjauh dari Bumi, atau disebut titik apogee.

Hal senada juga dikatakan oleh pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Saat dihubungi Kompas.com, Kamis (26/07/2018), pihak BMKG mengatakan bahwa fenomena gerhana total tidak akan memengaruhi ketinggian gelombang seperti yang terjadi pada tanggal 25 Juli 2018 lalu.

Penyebab Sebenarnya

“Penyebabnya sebenarnya itu di selatan Jawa itu memang kebetulan jauh di Australia ada angin kuat yang disebut Mascarene High, itu sebenarnya membuat gelombang cukup tinggi yang efeknya seperti Rob ketika sampai ke selatan Indonesia,” jelas pihak BMKG.

Baca juga: Tak Hanya Mars, Hujan Meteor Juga Hiasi Gerhana Bulan Total 28 Juli

Lebih lanjut mereka menjelaskan, dampak dari Mascarene High disebut gelombang swell yang mana gelombang ini sebenarnya terjadi setiap tahun.

“Secara klimatologis, bulan antara Juni sampai September ini sudah sering terjadi. Kalau misalkan masyarakat bilang ini tinggi sekali, tahun lalu juga terjadi hal yang sama,” tegas mereka.

Di tahun sebelumnya, kondisi gelombang tidak jauh berbeda dengan tahun ini namun durasinya tidak begitu lama.

Akan tetapi, yang membedakan antara tahun ini dan tahun sebelumnya adalah durasi dari gelombang tinggi tersebut.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau