KOMPAS.com - Bulan juni lalu, tiga bangkai anjing laut monk atau Monachus monachini ditemukan di pantai Hawaii.
Otopsi terhadap hewan ini menjelaskan bahwa mamalia laut yang terancam punah itu mati karena penyakit toksoplasmosis.
Penyakit ini disebabkan oleh parasit mikroskopis Toxoplasma gondii.
Toxoplasma gondii umumnya ditemukan pada kotoran kucing. Tapi, pada kasus ini, parasit tersebut telah menyerang dan membunuh para anjing laut.
Menurut Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), hanya tersisa 300 ekor anjing laut monk yang hidup di kepulauan Hawaii. Ini artinya, kematian satu anjing laut sangat berarti bagi kpopulasi tersebut.
"ini sangat memprihatinkan, mengingat kehilangan satu ekor betina berarti kehilangan generasi masa depannya juga," ungkap pihak NOAA dikutip dari Newsweek, Selasa (10/07/2018).
Toksoplasmosis bahkan telah menjadi penyebab utama kematian para anjing laut monk di Hawaii. Kasus serupa telah meningkat tajam sejak 2001 lalu.
Dari Kucing
Namun, yang jadi pertanyaan adalah, bagaimana parasit ini bisa sampai ke laut?
Apalagi mengingat, kucing adalah satu-satunya host reproduksi parasit Toxoplasma gondii.
Baca juga: Anak Anjing Laut Mati dengan Plastik di Perut karena Ulah Manusia
Sebagai informasi, parasit tersebut hanya bisa bereproduksi di saluran pencernaan kucing. Setelah dilepaskan ke lingkungan, telur dari Toxoplasma gondii bisa menginfeksi hewan lain.
Pihak berwenang setempat menduga, parasit ini masuk ke laut melalui kotoran kucing, terutama dari kucing liar yang tinggal di dekat pantai.
Masuk ke Laut
Setelah telur parasit berada di lingkungan, mereka dapat hidup hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Ketika mereka mesuk ke laut, mereka dapat menginfeksi mamalia laut.
Infeksi parasit ini lebih jauh bisa mengancam kehidupan laut seperti anjing laut, lumba-lumba, dan burung laut.
Karena itu, untuk melindungi lingkungan, pihak berwenang meminta agar tidak ada yang memberi makan kucing liar.
"Karena kucing adalah satu-satunya hewan yang menularkan penyakit, hanya masuk akal mengurangi risiko infeksi ini dengan mengurangi jumlah kucing liar," ujar Dr Bruce Anderson, direktur kesehatan Departemen Kesehatan Negara Bagian Hawaii.
"Memberi makan kucing di dekat air jelas meningkatkan risiko penularan tetapi, mengingat sifat dari daerah aliran sungai di Hawaii, kucing hampir di mana saja mungkin berkontribusi terhadap masalah ini," kata Suzanne Case, ketua Departemen Tanah dan Sumber Daya Alam negara bagian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.