KOMPAS.com - 40 tahun lalu, grup band rock AC/DC asal Australia mengklaim bahwa musik rock tidak akan menimbulkan polusi suara. Benarkah demikian?
Seorang ahli biologi yang juga penggemar berat AC/DC menemukan fakta sebaliknya. Dalam studinya, ia menemukan bahwa musik rock dapat berdampak pada lingkungan.
Dalam makalah yang dimuat di jurnal Evolution and Ecology, Senin (10/7/2018), dijelaskan bagaimana musik rock memengaruhi perilaku hewan dan lingkungan.
Studi itu menemukan bahwa musik rock seperti yang dimainkan band AC/DC, Guns N' Roses, dan Lynyrd Skynyrd dapat memengaruhi bagaimana serangga menyerang hama. Hal ini nantinya dapat berdampak pada pertumbuhan tanaman di masa datang.
Anehnya, dampak serupa tidak ditemukan pada genre musik lain meskipun musik diputar dengan volume sekeras musik rock.
Baca juga: Awas, Kebiasaan Dengar Musik Kencang Pakai Earphone Bikin Tuli
Dalam penelitiannya, tim menggunakan sejumlah kepik dan menguji bagaimana musik dapat berdampak pada cara kepik mengonsumsi kutu daun, hama yang menyerang tanaman kedelai.
Sejumlah musik bergenre rock, country, folk, dan juga suara khas perkotaan seperti klakson mobil didengar kepik.
Semua suara diputar dalam kekuatan 95 hingga 100 desibel atau serara kebisingan mesin pemotong rumput.
Musik country yang dibawakan Willie Nelson terbukti tidak mengubah perilaku kepik.
Namun, musik rock kencang membuat napsu makan kepik menurun. Kepik hanya makan setengah dari jumlah kutu yang disediakan.
Selain itu, tanaman kedelai yang mendengarkan musik rock juga mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 25 persen.
Penulis utama penelitian Brandon Barton mengatakan musik rock terbukti menimbulkan polusi suara yang berdampak pada lingkungan, khususnya mengganggu sistem jaringan makanan.
Dalam hal ini, tidak hanya kepik saja yang perilakunya berubah. Studi telah menemukan bahwa polusi suara mengubah cara burung menyebar biji-bijian saat sedang terbang.
Selain itu, polusi suara juga mampu menggandakan energi suara di area perlindungan satwa liar AS.
"Polusi suara dapat mengganggu kontrol biologis," kata Barton dilansir Newsweek, Selasa (10/7/2018).