Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu, Tidur Sianglah untuk Kurangi Risiko Bayi Lahir Berbobot Rendah

Kompas.com - 29/05/2018, 19:07 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAs.com - Salah satu kekhawatiran ibu hamil menjelang persalinannya adalah bayi yang dilahirkan berbobot rendah.

Pasalnya, bayi dengan berat badan kurang dari 2,5 kilogram punya potensi mengidap diabetes, hipertensi, dan penyakit pernapasan ketika masih anak-anak ataupun saat sudah tua kelak.

Untungnya, ada cara baru untuk mengurangi risiko tersebut, yakni tidur siang.

Dirangkum dari Reuters pada Rabu (16/5/2018), sebuah studi baru di China yang terbit dalam Jurnal Sleep Medicine menyebutkan bahwa komplikasi prenatal bisa ditanggulangi, asalkan ibu hamil memerhatikan tidur siangnya, termasuk aspek kualitas dan durasinya.

Hal tersebut telah dibuktikan Lulu Song, peneliti asal Universitas Sains dan Teknologi Huazhong di Wuhan, China dan timnya.

Baca juga: Tidur Setelah Sahur Boleh, Asal...

Mereka melaporkan bahwa ibu hamil yang tidur siang selama satu jam hingga satu setengah jam memiliki kemungkinan untuk melahirkan bayi berbobot rendah 29 persen lebih rendah daripada ibu yang tidak tidur siang.

Lantas, kebaikan dari tidur siang tidak berhenti di situ saja. Frekuensi tidur siang juga berperan positif bagi berat badan bayi.

Bagi ibu hamil yang rutin tidur siang dalam sepekan atau minimal lima hari dalam seminggu, risiko punya bayi berberat badan rendah turun 22 persen.

Semua kesimpulan tersebut merupakan hasil analisis data 10.000 perempuan yang terlibat dalam studi Kohor Bayi Sehat 2012-2014 di China. 442 wanita di antara mereka punya bayi lahir dengan bobot rendah.

Para peneliti mengakui bahwa mereka baru sekadar menganalisis data para wanita, belum sampai ke tahap percobaan terkontrol, sehingga hasilnya masih belum terbukti sepenuhnya.

Baca juga: Jangan Remehkan Posisi Tidur Anda, Ahli Jelaskan Efeknya

Kendati demikian, setidaknya mereka membawa pesan supaya ibu hamil tidak meremehkan tidur siang.

Dr Louise O’Brien dari Universitas Michigan, yang tidak ikut serta dalam penelitian turut berkomentar bahwa ke depannya, perlu ada studi terkini yang melengkapi.

Misalnya, memperluas jangkauan penelitian dengan menyertakan aspek kualitas tidur, posisi tidur, dan durasi tidur si ibu hamil.

Selain itu, peneliti diharapkan tidak hanya mengambil data dari Kohor, tetapi terjun langsung mengobservasi responden ibu hamil.

Sebab, beberapa gangguan tidur dapat menghambat pasokan oksigen ke bayi. Ibu pun terancam kena gangguan kardiovaskular.

Gangguan tidur yang dimaksud yakni obstructive sleep apnea yang bikin seseorang henti napas sementara di tengah-tengah tidur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau