Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Predator Besar Mulai Kembali ke Habitat Asal, Amankah untuk Kita?

Kompas.com - 09/05/2018, 12:33 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Newsweek

KOMPAS.com - Dalam jurnal Current Biology edisi Senin (7/5/2018), para ilmuwan mengatakan predator buas sudah mulai kembali ke habitat asli mereka.

Hal ini termasuk buaya kembali ke pantai, paus pembunuh di lautan, dan singa gunung kembali ke padang rumput.

Kepulangan predator besar itu sudah dimulai sejak beberapa tahun terakhir berkat kesuksesan proyek-proyek konservasi di seluruh dunia.

Baca juga : Jaguar Bertarung Melawan Buaya dan Inilah Predator Pemenangnya

"Nantinya kita akan terbiasa melihat buaya di pantai atau terumbu karang. Ini adalah habitat asli mereka, jauh sebelum kita (manusia) menendang mereka ke tempat perlindungan yang sulit dijangkau," kata Brian Silliman, seorang profesor biologi konservasi kelautan dari Fakultas Lingkungan, Universitas Duke, AS, dilansir Newsweek, Selasa (8/5/2018).

Brian yang juga pemimpin penelitian mengatakan, beberapa hewan sudah mulai kembali ke habitatnya.

Buaya mulai pindah ke daerah pantai tenggara AS, yang diyakini sebagai habitat air asin mereka. Serigala sudah berkelana ke ekosistem laut pesisir.

Berang-berang laut pun telah memperluas wilayah perburuan mereka dari pantai Pasifik timur laut ke rawa-rawa estuari, sementara singa gunung mulai berburu di padang rumput, dan orangtua menempati hutan.

Brian berkata predator-predator besar muncul di kawasan yang sebelumnya tidak mereka tinggali.

Kesimpulan ini didapat para ilmuwan setelah mereka menganalisis data dari studi ilmiah terbaru dan laporan pemerintah AS.

Munculnya predator besar di habitat asli

Mungkin beberapa dari kita merasa takut akan perubahan perilaku ini, namun Brian berkata perubahan ini sebenarnya memiliki manfaat untuk manusia.

"Predator besar membantu menstabilkan dan memulihkan ekosistem," jelasnya.

Ia menyarankan agar manusia memperluas cara berpikir untuk tidak hanya menempatkan satwa liar di tempat terisolasi, namun kita dapat hidup berdampingan dengan satwa liar. Hal ini sangat mungkin dilakukan dan kami memiliki banyak contoh," sambungnya.

Baca juga : Harimau Sumatera, Predator Buas yang Bantu Hutan Tetap Lestari

Mungkinkah hidup dengan satwa liar?

Keith Somerville, anggota Durell Institut  Konservasi dan Ekologi di Universitas Kent mengatakan hal tersebut mungkin untuk dilakukan.

Menurut Somerville yang tidak terlibat dalam penelitian, ada banyak spesies termasuk beberapa predator yang terbukti sangat mudah beradaptasi dengan habitat yang berubah.

"Orang harus memikirkan bagaimana coyote yang tinggal di sekitar Vancouver, Kanada atau macan tutul yang tinggal di pinggiran Mumbai berperab dalam menjaga kesehatan denagn memburu anjing liar. Hal ini dapat mengurangi angka rabies. Ada banyak contoh bahwa satwa liar yang mengadaptasi sesuatu yang pernah dianggap sebagai lingkungan yang tidak ramah," jelas Somerville.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com