Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makluk-makluk Tak Dikenal yang Terancam Hilang dari Muka Bumi

Kompas.com - 20/04/2018, 17:00 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masih ingat dengan kura-kura Mary yang bergaya punk? Baru-baru ini kita mendengar kabar kura-kura itu masuk daftar hewan terancam punah. Penampilannya yang tak lazim membuat orang tertarik untuk memburunya.

Kura-kura Mary tidak sendirian. Di alam liar, masih ada spesies dengan tampilan eksentrik yang hidupnya di ambang kepunahan tapi kurang dikenal. Apa saja mereka? Kompas.com mendaftarnya untuk Anda.

Aye-aye

Aye-aye (Daubentonia madagascariensis) merupakan hewan endemik Madagaskar. Aye-aye termasuk primata nokturnal atau hewan yang aktif pada malam hari.

Tubuhnya berwarna coklat gelap atau hitam, memiliki ekor yang ukurannya lebih besar dari tubuh mereka. Matanya besar serta telinga yang sensitif.

Baca juga : Kisah Kecoa Temukan Jodoh, dari Antena ke Otak

Dan yang paling aneh adalah jari tengah mereka yang sangat panjang. Mereka menggunakannya untuk mengambil larva yang tersembunyi di pepohonan.

Yangtze PorpoiseWWF Yangtze Porpoise

Porpoise Sungai Yangtze

Porpoise tanpa sirip ini tidak terlihat semenakutkan Aye-aye. Malahan penampilan Porpoise Sungai Yangtze ini terlihat selalu bahagia dengan senyum manis dan mulut terbuka.

Seperti namanya spesies ini hanya ditemukan di sungai Yangtze dan kini diperkirakan jumlahnya hanya ada sekitar 1800 di alam liar.

Baca juga : Spesies Katak Baru di Sumatera, Punya Organ Aneh di Perut

Selain senyumnya yang menawan, Porpoise Sungai Yangtze juga dikenal karena memiliki tingkat kecerdasan yang sebanding dengan gorila.

Cacing Penis (Atretochoana eiselti)Matt Roper/Mongabay Cacing Penis (Atretochoana eiselti)

"Cacing Penis"

Ada salah kaprah dibalik sebutannya. Cacing Penis sebenarnya bukanlah cacing meski penampilanya mirip hewan melata.

Ahli biologi yang menelitinya mengidentifikasikannya sebagai Atretochoana eiselti, yang masih berkerabat dengan amfibi seperti salamander dan katak.

Ilmuwan memberikan nama Atretochoana namun orang-orang sudah terlanjur mengenalnya sebagai cacing penis.

Amfibi ini ditemukan di sungai Madeira, salah satu anak sungai Amazon pada akhir 1800an namun tak banyak yang menyadarinya hingga ditemukan lagi pada tahun 2011 yang lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com