Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Air Bersih Ancam Jakarta, LIPI Usulkan 2 Solusi

Kompas.com - 23/03/2018, 08:05 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Diakui atau tidak, kondisi air tanah di Jakarta sangat kotor dan tercemar. Menurut peneliti LIPI, kondisi tersebut bisa berlanjut menjadi krisis air bersih bagi warga Jakarta.

"Bahaya pencemaran tersebut akan menjadi bencana bagi kota Jakarta itu sendiri, jika tidak segera diantisipasi," kata Anto Tri Sugiarto, Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi (BPI) LIPI, dalam keterangan persnya, Kamis (22/3/2018), di Jakarta. 

Untuk itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menawarkan dua konsep untuk mencegah bencana krisis air bersih di Jakarta dan kota-kota lainnya.

Konsep pertama adalah teknologi integrated floating wetland yang fokus terhadap pemulihan danau dan sungai.

Untuk kasus di Jakarta, konsep ini juga dilengkapi dengan integrated water management yang berfokus pada tata kelola air tanah, danau dan sungai yang saling berhubungan.

Baca Juga: BRI Pasang Mesin ATM di Dasar Laut Pahawang, Ini Kata Peneliti LIPI

Pasalnya, kondisi geologis Jakarta yang terdiri dari endapan gunung api di selatan dan endapan alluvial laut di utara membuat 13 sungai dan 55 danau, serta waduk, di Jakarta terhubung satu dengan lainnya. 

Apabila terjadi pencemaran di salah satu sumber air, tentu akan mempengaruhi sumber lainnya.

Sementara itu, konsep kedua adalah teknologi Nanobubble yang mengolah air limbah agar tidak mencemari sungai dan danau.

LIPI melakukan riset selama kurang lebih tiga tahun untuk menemukan cara memperoleh air bersih. Ilmuwan memanfaatkan teknologi yang ada, baik konvensional ataupun canggih di bidang biologi, fisika, dan kimia.

Baca juga : Limbah Pabrik Ancam Ekosistem Sungai Bengawan Solo, Ini Kata Ahli

"Tidak dapat dimungkiri, ancaman krisis air bersih tersebut membuat LIPI bergerak lebih awal untuk pengembangan penelitian terhadap sungai dan danau di Jakarta, serta di Indonesia,” kata Anto, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (22/3/2018).

Bersamaan dengan peringatan Hari Air Sedunia 2018, LIPI mengajak masyarakat untuk turut serta menjaga sumber-sumber air dari pencemaran.

"Fungsi waduk dan danau tersebut sangatlah penting, karena bisa untuk persediaan air, PLTA, sarana Irigasi, budi daya perikanan darat, tempat rekreasi, olah raga, penelitian, pendidikan dan transportasi," kata Anto.

Dia pun berharap peran serta pemerintah untuk peduli akan krisis air bersih yang kondisinya hampir merata di sejumlah kota besar di Indonesia.

“Salah satu cara melestarikan sungai dan danau adalah dengan menjaga Daerah Aliran Sungai (DAS) agar tidak terjadi erosi dan pencemaran, pengelolaan sungai maupun danau dapat dilakukan dengan menggunakan manajemen lingkungan yang baik," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau