Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janin di Rahim Bergerak? Jangan Khawatir, Ini yang Terjadi

Kompas.com - 14/03/2018, 17:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Ibu hamil kerap mengatakan janin dalam kandungannya sedang bergerak. Mereka dapat merasakan langsung pergerakan itu.

Kalau hal ini terjadi di masa awal kehamilan, tak usah khawatir. Menurut ilmuwan Irlandia pergerakan janin adalah sebuah rangsangan karena tulang dan tulang rawan sedang tumbuh.

Hal ini normal. Bagi ibu, khawatirlah jika bayi Anda tidak melakukan pergerakan.

Jika embrio tidak bergerak, sinyal vital mungkin hilang atau tidak tepat yang menyebabkan kesalahan. Hal ini dapat menyebabkan perkembangan tulang rapuh atau persendian tidak normal.

Baca juga : Bukan untuk Mengganggu Ibu, Tendangan Janin Ada Manfaatnya

Dilansir Irish Examiner, Selasa (13/3/2018), pada perkembangan embrio awal, sel menerima sinyal biologis untuk berkontribusi pada berbagai jenis jaringan di tempat berbeda.

Tulang harus kuat dan elastis untuk melindungi tubuh. Namun, pembentukan persendian seperti lutut dan siku perlu ditutup dengan tulang rawan agar dapat digerakkan.

Sel-sel di embiro diarahkan untuk melakukan pembentukan dan tulang rawan tergantung di mana mereka dibutuhkan.

Para ilmuwan dari Trinity College Dublin (TCD) percaya bahwa dengan memahami bagaimana tulang rawan pada sendi terbentuk dapat membantu untuk melakukan perawatan yang lebih baik terhadap pengobatan luka dan penyakit sendi.

Para ilmuwan pun menjelaskan persoalan ini dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal Development.

Baca juga : Tes Genetika pada Janin, Bermanfaat atau Justru Mudarat?

Mereka menggunakan embrio ayam dan tikus untuk menunjukkan bahwa saat gerakan di rahim berkurang itu tandanya ada yang tidak beres dengan pembentukan sel artikular pada sendi. Dalam kasus yang ekstrem, tulang bisa menyatu dengan sendi.

"Temuan baru kami menunjukkan jika embrio atau janin tidak bergerak di dalam rahim, itu artinya sel-sel yang seharusnya membentuk tulang rawan menerima sinyal molekuler yang salah, di mana satu jenis sinyal hilang dan sinyal lain yang tidak tepat diaktifkan," kata Profesor Zoologi di TCD, Paula Murphy.

Kini para ilmuwan ingin mempelajari bagaimana mengaktifkan sinyal vital yang benar untuk membuat tulang rawan mampu berkontribusi dengan sendi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau