Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Kasus Perselingkuhan, Kenapa Wanita yang Sering Disalahkan?

Kompas.com - 24/02/2018, 10:07 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Berbagai kasus perselingkuhan belakangan ini menjadi perhatian publik. Mulai dari kasus perselingkuhan artis, dokter, hingga profesi lainnya.

Belakangan yang paling menyedot perhatian publik adalah "Bu Dendy". Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan seorang wanita yang disebut sebagai "Bu Dendy" sedang menghamburkan puluhan lembar uang kepada seorang perempuan lainnya.

Hal ini ia lakukan lantaran wanita dihadapannya dituduh telah merebut suaminya atau yang kerap disebut perebut laki orang (pelakor).

Kasus serupa juga pernah dialami oleh artis Jenifer Dunn. Jenifer didatangi oleh seorang anak perempuan yang menyebutnya telah merebut sang ayah.

Baca juga: Mengapa Banyak Perempuan Suka Berkencan dengan Pria Beristri?

Kedua kasus tersebut mempunyai sebuah kemiripan yaitu, pihak perempuan yang dianggap menjadi pihak ketiga yang disalahkan. Hal ini tak hanya terjadi pada kedua kasus tersebut saja, tapi banyak kasus-kasus lainnya.

Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa wanita dalam hal ini selalu menjadi pihak yang disalahkan ketika terjadi perselingkuhan?

Untuk menjawab hal tersebut, Kompas.com menghubungi Katrin Bandel, dosen Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma yang juga ahli dalam kajian gender.

Katrin menyebut bahwa kasus-kasus perselingkuhan berkaitan dengan relasi pribadi yang sangat kompleks.

"Apabila dikaji secara mendalam, pasti setiap kasus berbeda dengan yang lain, dan hampir mustahil dinilai secara tegas, siapa yang 'salah' dan siapa yang 'benar'," ungkap Katrin melalui pesan singkat, Jumat (23/02/2018).

"Masalahnya adalah, media massa tidak mungkin menghormati kompleksitas itu. Sudah menjadi ciri khas media massa bahwa segala sesuatu disederhanakan, juga cenderung dicari unsur sensasionalnya," imbuh Katrin.

Masuknya Stereotipe

Perempuan berhijab ini juga menjelaskan bahwa dalam penyederhanaan oleh media, sering kali berbagai pandangan stereotipikal menyusup masuk. Salah satunya terkait dengan gender.

Baca juga: Ini Alasan Wanita Tergoda Selingkuh

"Di antaranya, pandangan bahwa laki-laki seakan-akan secara 'alami' lebih mudah tergoda, bangkit hasrat seksualnya, dan bahwa salah perempuanlah kalau itu terjadi, karena perempuannya terlalu menggoda," ujar perempuan yang menulis buku Kajian Gender dalam Konteks Pascakolonial tersebut.

Menurutnya, dengan imaji maskunitas tersebut, laki-laki kemudian dipandang wajar jika tidak memiliki kontrol diri yang cukup kuat.

"Sehingga 'sewajarnya' mengejar perempuan lebih dari satu. Seakan-akan tidak bisa disalahkan kaena sudah 'naturnya begitu'," kata Katrin.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau