Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Kembangkan Obat Pereda Nyeri Alami yang Tidak Bikin Overdosis

Kompas.com - 05/02/2018, 18:06 WIB
Shela Kusumaningtyas

Penulis

KOMPAS.com -- Saat ini, penggunaan obat opioid di Amerika Serikat telah menyebabkan lebih dari 90 orang Amerika tewas setiap harinya karena overdosis. Beberapa dokter menduga, pasien yang meninggal akibat resep opioid bisa berada di angka setengah juta jiwa dalam satu dasawarsa ke depan.

Untuk itu, para ahli pun berlomba-lomba mengembangkan alternatif yang lebih aman, salah satunya adalah obat semprot alami sebagai pereda nyeri tanpa efek kecanduan.

Para peneliti di Universitas College London yang dipimpin oleh profesor nanosains farmasi Ijeoma Uchegbu mengujikan obat semprot hidung yang berisi opioid alami ke hewan.

Hasilnya, rasa sakit yang diderita hewan tersebut hilang dan tidak menampakkan tanda-tanda kekebalan terhadap efek penghilang rasa sakit dari senyawa tersebut. Ini menandakan bahwa risiko overdosis berkurang.

Baca juga : Hati-Hati, 5 Obat Psikotropika Ini Paling Mudah Disalahgunakan

Kini, para peneliti ingin mengujikan temuan mereka ke manusia untuk menguji keamanannya. Mereka akan memulai dengan volunter sehat yang tangannya dicelupkan ke air dingin.

Apabila percobaan tersebut sukses dan volunter merasa rasa sakitnya berkurang, maka para peneliti akan melakukan tes kelayakan lainnya pada pasien kanker tulang yang kerap mengalami rasa sakit luar biasa secara tiba-tiba.

Rasa sakit seringkali menyergap penderita kanker tulang secara tiba-tiba. Idealnya, obat penghilang rasa sakit berfungsi lebih cepat daripada fentail dan morfin. Pasien baru akan mendapatkan efek minum obat fentanil (opioid sintetis) sepuluh sampai 20 menit berselang, ujar Lesley Colvin, profesor di bidang obat nyeri di Rumah Sakit Umum Barat Edinburgh.

Sebetulnya, kemungkinan memanfaatkan opiod alami sebagai obat penghilang rasa sakit telah lama dilirik para ilmuwan, tetapi mendapat halangan dari senyawa itu sendiri dan cara kerja otak.

Opioid alami yang dimasukkan ke darah lewat jarum suntik langsung dipecah di hati. Sisanya harus berjuang melewati sekat di otak yang efektif memilah senyawa yang masuk.

Diuraikan dalam Journal of Controlled Release, Uchegbu dan tim berkata bahwa kandungan enkephalin dalam opioid alami mereka telah dicobakan langsung ke otak tikus dalam bentuk kapsul kecil.

Kapsul nanopartikel polimer ini akan menjaga pergerakan opioid menuju bagian otak yang menghambat persepsi rasa sakit. Nantinya residu dari partikel yang larut, akan dipecah dan dikeluarkan dari tubuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com