KOMPAS.com - Di media sosial, sering kali kita membaca kalimat "saudara beda ibu". Mungkin Anda sendiri pernah menuliskannya saat menggambarkan kedekatan dengan sahabat.
Sebuah temuan terbaru mengungkap, mungkin istilah itu ada benarnya. Ya, Anda memiliki kemiripan gen dengan sahabat atau pasangan Anda.
Para periset menemukan bahwa dalam hubungan yang akrab, ada kecenderungan memiliki kemiripan genetik dibanding orang asing.
Hal ini kemudian yang menjelaskan mengapa manusia cenderung memiliki hubungan sosial dengan orang-orang yang menyerupai mereka, baik secara pemikiran maupun fisik.
Baca juga : Punya 5 Sahabat Dekat Berefek Baik pada Kesuburan Wanita
Seperti diberitakan IFL Science, Selasa (16/1/2018), kajian hal itu merupakan bagian dari bidang baru yang disebut sosiogenomik, ilmu yang mempelajari genom sosial untuk memahami kesehatan dan perilaku manusia.
Tanpa disadari, manusia akan tertarik untuk menjalin kedekatan dengan orang lain karena memiliki sesuatu yang mirip. Baik itu kesamaan fisik maupun latar belakang sosial yang sama, entah komunitas atau sekolah.
Periset dari Duke University, Stanford, dan University of Wisconsin telah meneliti data 5.500 remaja Amerika dari studi longitudinal remaja terhadap kesehatan dewasa Nasional.
Selama tahun ajaran 1994-1995, peneliti mewawancarai lebih dari 90.000 remaja Amerika berusia 12-18 tahun. Dalam survei tersebut, siswa diminta untuk menuliskan nama teman mereka.
Penelitian berlanjut, pada tahun 2008 ada 12.000 peserta yang diminta sampel DNA-nya yang digunakan untuk mengidentifikasi hubungan sosial antara individu dan teman mereka. Hasilnya diterbitkan dalam jurnal PNAS, (20/11/2017).
Dari temuan tersebut, terungkap bahwa sebenarnya pasangan yang sudah menikah, teman sekelas, atau teman saat sudah dewasa, rata-rata memiliki kemiripan genetik satu sama lain.
Baca juga : Mengapa Anjing Jadi Sahabat Terbaik Manusia? Sains Menjelaskannya
Penulis penelitian, Benjamin Domingue, yang merupakan asisten profesor di Stanford Graduate School of Education, berkata bahwa korelasi ini cukup kuat untuk dideteksi namun tidak sekuat hubungan saudara kandung.
"Pengelompokan sosial pada remaja merupakan indikasi penting bagaimana orang memilah-milah pilihan genetik. Masa remaja adalah masa perkembangan yang kritis selama hidup kita dan kebiasaan kita, pola perilaku kesehatan, dan kesehatan mental keseluruhan yang terbentuk selama masa ini akan berlanjut sepanjang hidup kita," katanya.
Hal ini juga menerangkan bagaimana kita menemukan jodoh, yang tanpa disadari kita mempertimbangkan kemiripan calon pasangan kita. Ini juga menunjukkan bagaimana lingkungan dan latar belakang dapat menjelaskan sebagian kemiripan genetik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.