KOMPAS.com -- Belum lama ini para ilmuwan dari Universitas Cambridge telah menemukan fosil yang disebut sangat menakjubkan di Alaska.
Mereka menemukan dua fosil bayi yang merupakan bukti kuat tentang migrasi pertama kali yang dilakukan orang Asia Timur ke Amerika Utara.
Selain migrasi pertama kali, para ilmuwan juga mengklaim temuannya itu adalah penduduk asli tertua di Amerika.
"Ini mewakili keturunan tertua penduduk asli Amerika yang sejauh ini ditemukan. Ini adalah fakta bahwa kelompok dari fosil ini lebih tua dari semua penduduk asli Amerika lainnya dan yang menempati Amerika untuk pertama kalinya," kata salah satu peneliti, Profesor Eske Willerslev, ahli genetika evolusioner dari Universitas Cambridge, dilansir dari The Independent, Rabu (3/1/2018).
Baca Juga : Segel Kuno Berusia Ribuan Tahun di Yerusalem, Apa Keunikannya?
Hal itu diketahui para ilmuwan setelah mereka melakukan tes DNA untuk menyelidiki genetika anak tersebut.
Temuan yang sudah diterbitkan dalam jurnal Nature pada Rabu (3/1/2018) menunjukkan bahwa kemungkinan Alaska sudah memiliki penduduk sejak 25.000 tahun lalu. Ini berarti 10.000 tahun lebih awal dari yang diperkirakan para arkeolog selama ini.
Para ilmuwan menyebut, temuan baru ini berasal dari populasi Beringian kuno.
Sisa-sisa bayi yang disebut "Xach'itee'aanenh T'eede Gaay" yang artinya "anak perempuan matahari" terbit memberi wawasan baru bagi profesor Willerslev dan koleganya tentang prasejarah Amerika.
Kedua bayi itu diprediksi hidup 11.500 tahun lalu di situs yang dikenal sebagai Upward Sun River (USR) di Alaska.
"Informasi baru ini akan membantu kita menampilkan gambaran prasejarah asli orang Amerika yang lebih akurat. Ini lebih kompleks dari yang kita duga." kata Dr Ben Potter, seorang antropolog dari University of Alaska Fairbanks yang terlibat dalam penelitian.
Baca Juga : Mengenal Ritual Manusia Purba di Amerika Selatan lewat Petroglif
Dalam abstrak makalah tersebut, dituliskan bahwa tim peneliti juga mengurutkan genom dari salah satu fosil yang ditemukan di USR dan membandingkannya dengan penduduk asli Amerika.
Perbandingan jumlah kemiripan dan perbedaan genetik pada manusia kuno dan kontemporer ini menuntun para ilmuwan untuk melihat pergerakan orang-orang kuno Asia ke Amerika Utara yang jauh lebih awal.
Analisis mereka menunjukkan Beringian kuno dan nenek moyang penduduk asli Amerika lainnya berasal dari satu populasi yang berpisah dari orang Asia Timut sekitar 25.000 tahun lalu.
Hasil tes DNA menunjukkan, fosil bayi perempuan itu tidak sesuai dengan profil genetik yang dimiliki orang-orang Amerika asli kuno dari utara.
Hal ini menunjukkan populasi Beringian kuno terbelah dari penduduk asli Amerika sekitar 20.000 tahun lalu. Sebagian ada yang pindah ke selatan di sepanjang pantai Pasifik.
Saat berpisah, penduduk asli Amerika terbagi menjadi dua kelompok genetik berbeda. Satu yang ada di utara, dan lainnya di selatan.
"Temuan ini menciptakan peluang bagi penduduk asli Alaska untuk mendapatkan pengetahuan baru tentang hubungan mereka dengan penduduk asli Amerika Utara dan orang Beringian kuno," ujar Dr Potter.