KOMPAS.com - Akhir tahun 2017 lalu kebun binatang Calgary, Kanada berbahagia karena kelahiran beberapa anak jerapah. Sayangnya, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama.
Pasalnya, 48 jam setelah kelahirannya, seekor anak jerapah meninggal.
"Ia sedikit lebih lambat daripada beberapa anak jerapah lain yang kami miliki, lebih lambat untuk berdiri dan kemudian ia tidak dapat menyusu," ungkap Colleen Baird, kurator umum di kebun binatang tersebut dikutip dari CBC News, Rabu (03/01/2018).
"Pada hari pertama, ia berusaha mengenal dan sama sekali tidak bisa menyusu, tidak cukup menjangkau tempat yang tepat atau menempel, dari apa yang bisa kami katakan. Jadi kami merasa perlu campur tangan," sambungnya.
Baca juga: Fosil Nenek Moyang Luruskan Asal-usul Jerapah yang Membingungkan
Kurator tersebut mengatakan, karena kesulitan makan tersebut, para staf kebun binatang memberi anak jerapah itu makan melalui sebuah tabung. Para staf kemudian meninggalkan anak jerapah ini sendiri untuk melihat apakah ia bisa mengetahui makanan tersebut atau tidak.
Sayangnya, Baird mengungkap bahwa malam itu, anak jerapah tersebut meninggal.
Serangkaian tes dilakukan untuk mengetahui penyebabnya
Baird juga mengungkapkan bahwa ia dan pihak kebun binatang masih menunggu beberapa hasil tes untuk mengetahui penyebab kematian anak jerapah tersebut. Hasil awal menyebut bahwa mungkin ada beberapa masalah bawaan pada anak jerapah itu.
"Masih ada lagi cerita ini, kita hanya perlu bersabar dengan hasil tes dan itu akan memberitahu beberapa hal yang terjadi pada anak jerapah itu," kata Baird.
Sebagai informasi, anak jerapah jantan tersebut lahir dari induk bernama Emara. Emara sendiri adalah jerapah Masai yang berusia 6 tahun.
Emara sendiri dibawa ke kebun binatan Calgary dari San Diego pada 2016 silam sebagai bagian dari program pengembangbiakan. Sejak saat itu, Emara telah melahirkan 3 anak jerapah, termasuk yang baru saja meninggal.
Dua anak jerapah lainnya hingga kini masih hidup dan sehat.
Baca juga: Mengapa Dua Jerapah Ini Kehilangan Coraknya dan Berwarna Putih?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.