Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Baik dari Negara Tetangga, Bayi Badak Hitam Langka Telah Lahir

Kompas.com - 28/11/2017, 10:49 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Kebun binatang Taronga Western Plain, Australia, baru-baru ini mempunyai warga baru. Ia adalah seekor bayi badak hitam yang sangat langka.

Bayi badak hitam tersebut lahir dari ibu bernama Bakhita dan ayahnya bernama Kwanzaa. Ia lahir tepat di hari Halloween, yaitu 31 Oktober 2017 yang lalu.

Hewan yang hingga kini belum diberi nama ini menjadi anak badak hitam kedua di kebun binatang Taronga Western Plains. Hal ini berhubungan dengan program pengembangbiakan badak hitam terpadu.

"Kami sangat senang atas lahirnya anak badak hitam jantan pada 31 Oktober 2017, tengah malam," kata Scott Smith, seorang kru badak yang dikutip dari Science Alert, Senin (27/11/2017).

Baca juga: Kisah Sudan, Badak Putih Jantan yang Mencari Jodoh di Dunia Maya

"Setiap kelahiran memang istimewa, tapi memiliki dua anak badak hitam yang lahir dalam satu tahun sangat menarik. Kami sangat senang," sambungnya.

Pada saat ini, badak hitam (Diceros bicornis) terancam punah. Dulu spesies ini paling banyak di dunia, jumlahnya mencapai 850.000, tetapi kini jumlahnya kurang dari 5.500.

Alasan utama penurunan jumlah ini adalah hilangnya habitat asli badak akibat pembukaan lahan pertanian dan perburuan liar cula badak. Cula badak biasanya diperjualbelikan secara ilegal dengan harga fantastis yang mencapai Rp 800 juta per kilogram.

Jumlah badak hitam mencapai titik terendah pada 1995, yakni sekitar 2.410 ekor saja. Baru perlahan jumlah mereka bertambah lagi.

Untuk membantu upaya konservasi, kebun binatang di seluruh dunia menerapkan program pengembangbiakan badak hitam.

Kebun binatang Taronga Western Plains memiliki habitat besar untuk hewan ini dan berfokus pada konservasi hewan. Mereka mengakuisisi enam badak hitam untuk program pengembangbiakan pada 2004.

Menurut pihak kebun binatang, bayi badak tersebut hidup dengan baik. Ia telah mengenal pelatih manusianya dan merasa aman di dekat pelatih tersebut.

Baca juga: Kontroversial, Afrika Selatan Legalkan Penjualan Cula Badak

Meski bayi badak tidak akan makan makanan padat sampai berusia tiga bulan, anak badak tersebut telah berlatih mengunyah daun.

"Ia telah terlihat berlari mengelilingi kandang belakangnya dan menjelajah jarak yang cukup jauh dari Bakhita untuk jangka waktu yang pendek," ujar Scott.

"Ia anak badak yang sangat aktif dan sangat ingin tahu tentang lingkungannya," sambung Scott.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com