Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/11/2017, 21:30 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com -- Pada hari Minggu lalu (12/11/2017), warga Dhirenpara, Assam, India dihebohkan oleh seekor macan tutul yang masuk ke gedung sekolah yang sedang dibangun pada malam sebelumnya.

Empat orang pekerja yang datang pada pagi hari diserang oleh macan tutul tersebut dan kini terbaring di rumah sakit.

Sekilas, sangat mudah untuk terbakar amarah dan menyalahkan macan tutul tersebut. Akan tetapi, pihak Kebun Binatang Assam dan fotografer Steve Winter mengungkapkan alasan tragis di balik insiden ini.

Dilansir dari National Geographic, Kamis (16/11/2017), petugas kehutanan dari Kebun Binatang Assam, Tejas Mariswamy, berkata bahwa macan tutul tersebut datang pada malam hari karena mencari mangsa.

Baca juga : Pertama Kali, Induk Singa Adopsi Anak Macan Tutul

Guwahati, kota terbesar di Assam, dulu dikelilingi oleh 18 bukit berhutan. Namun, pada abad ke-18, para penjajah Inggris menggunduli hutan dan menggantinya dengan pohon pinus. Tanpa adanya tempat untuk bersembunyi di antara pohon-pohon yang rindah, macan tutul pun kesulitan untuk mencari mangsa.

“Tidak ada makanan untuk hewan-hewan ini. Sesekali, seekor macan tutul terpaksa turun ke desa pada malam hari untuk mencari anjing jalanan atau hewan ternak; dan ketika matahari terbit, mereka terperangkap dan tidak bisa kembali,” kata Winter yang telah hidup di Assam selama enam bulan dan mendokumentasikan macan tutul di daerah tersebut.

Masalahnya menjadi semakin pelik, kata Winter, ketika masyarakat mendapati macan tutul di area tempat tinggal mereka.

Ketika berita mengenai macan tutul di sekolah tersebut tersebar, warga Dhirenpara panik dan penasaran. Mereka berkumpul di sekitar sekolah untuk menyaksikan penangkapan macan tutul, dan hal ini membuat kucing besar tersebut menjadi lebih agresif karena merasa terancam.

Baca juga : Mengapa Buaya Sering Memangsa Manusia Akhir-akhir Ini?

Akibatnya, para petugas dari Kebun Binatang Assam kesulitan untuk membius macan tutul. Mariswamy berkata bahwa usaha untuk membius butuh waktu satu setengah jam, dan macan tutul sedikit terluka ketika berusaha untuk melarikan diri dari para penonton.

“Penonton yang berkumpul jelas menjadi masalah dalam operasi semacam ini. Hewan semakin stres dan agresif, sehingga mempersulit operasi kami,” ujarnya.

Menanggapi insiden ini, pakar biologi kucing besar Alexander Braczkowski berkata bahwa India harus berbenah dalam masalah penggundulan hutan dan berusaha untuk memperbaiki hubungan antara manusia dengan macan tutul.

“Ini bukan pertama kalinya dan pasti bukan yang terakhir. Selama manusia terus merusak hutan, masalah ini hanya akan menjadi semakin besar,” katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com