KOMPAS.com – Sejak ditemukannya serpihan spesimen Siphusauctum iloydguntheri pada tahun 1976, para peneliti terus mencari keberadaan fosil utuhnya.
Akhirnya pada tahun 2017 dewi fortuna berpihak kepada ilmu pengetahuan. Fosil S. iloydguntheri ditemukan di ngarai wilayah Utah, Amerika Serikat.
Namun penemuan itu disertai dengan kekecewaan berikutnya.
Hewan invertebrata itu tak punya kerabat selama melewati periode akhir kambrium yang berlangsung pada 541 juta sampai 485,4 juta tahun yang lalu.
Kemungkinan makhluk yang kini sudah jadi fosil ini merupakan korban kepunahan massal.
S. iloydguntheriis adalah spesies yang namanya diambil dari nama pemburu fosil terkemuka, Lloyd Gunther. Dia menyerahkan fosil S. iloydguntheriis bersama banyak fosil lainnya ke Universitas Kansas.
Bentuk S. iloydguntheriis menyerupai bunga tulip yang tengah mekar atau gelas anggur putih. Makhluk laut berusia sekitar 500 juta tahun ini hidup dengan menghisap mikroplankton di sepanjang dasar laut.
Berkat penemuan ini, para peneliti dari Universitas Kansas berhasil melakukan sedikit deskripsi anatomi dan dipublikasikan di Journal of Paleontology volume 91 September 2017.
Baca Juga: Jutaan Makhluk Bermunculan di Lautan, Ilmuwan Pun Bingung
"Bagian atas tulip adalah organisme itu sendiri," kata penulis studi Julien Kimmig, yang juga menjadi manajer koleksi untuk Paleontologi Avertebrata di Institut Keanekaragaman Hayati di Unviersitas Kansas seperti dikutip dari Live Science pada Selasa (17/10/2017).
"Makluk itu memiliki tangkai yang menempel di tanah dan bagian atas, yang disebut 'kelopak', yang memiliki segalanya dari saluran pencernaan hingga mekanisme pemberian makan. Kondisi Itu terbilang primitif dan aneh."
S. iloydguntheri memiliki tubuh sepanjang 3 inci (9 centimeter). Sementara tangkai tubuhnya yang kecil mencapai lebih dari setengah total panjang tubuhnya.
Tangkai S. iloydguntheri membantunya berenang di arus dasar laut. Bentuknya yang pipih digunakan sebagai jangkar yang ditancapkan ke sedimen lunak ketika hendak makan.
Cara makannya pun tergolong unik. Air laut dipompakan ke bagian kelopak. Kemudian, air yang masuk disaring untuk mendapatkan mikroplankton.
"Makhluk ini penuh teka-teki karena kita tidak memiliki sesuatu yang hidup persis seperti itu," kata Kimmig. "Makhluk yang paling dekat - tapi bukan kerabat – adalah crinoid atau yang biasa disebut bunga lili laut."
Selain itu, tak banyak yang bisa digali dari S. iloydguntheri. Spesiesnya yang hanya satu di Bumi tak bisa berkata banyak.