Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unik, Lumba-lumba Purba Ini Makan Dengan Menghisap Mangsanya

Kompas.com - 26/08/2017, 20:05 WIB
Monika Novena

Penulis

KOMPAS.com -- Sebuah fosil baru yang ditemukan di South Carolina telah mengungkap bahwa nenek moyang lumba-lumba ternyata memakan mangsanya dengan cara yang tidak biasa.

Alih-alih merobek dan mengunyah makanannya seperti lumba-lumba modern, spesies dengan nama latin Inermorostrum xenops ini malah menyedot mangsa mereka.

Fosil berusia 30 juta tahun ini berasal dari sungai Wando, yang sekarang melintasi Charleston menuju Samudra Atlantik. Para penyelam yang sedang mencari gigi megalodon menemukan fosil tersebut.

(Baca juga: Terungkap, Lumba-lumba Berbicara seperti Manusia)

Robert Boessenecker, seorang pakar paleontologi di College of Charleston yang menulis studi ini berkata bahwa ada banyak fosil serupa yang ditemukan di formasi Ashley Oligosen di South Carolina. Namun, hanya ada tiga tempat utama, yaitu Selandia Baru bagian selatan, Jepang dan barat Laut Pasifik, yang menyimpan fosil lumba-lumba dan paus dari zaman tersebut.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Proceedings of the Royal Society B ini menungkapkan bahwa hewan ini memiliki ukuran seperti porpoise dengan panjang sekitar 1,5 meter dan berat mencapai 50 kilogram

Tengkorak Inermorostrum xenopsRobert Boessenecker Tengkorak Inermorostrum xenops

Lalu, I xenops juga dapat diidentifikasikan melalui moncongnya yang pendek, tetapi bergigi ompong. Moncong spesies ini kira-kira dua kali lebih pendek dari lumba-lumba botol modern, dan lebih menyerupai moncong paus sperma dan porpoise.

Menggunakan moncong tersebut, mahluk purba ini menghisap mangsa dari dasar laut dengan metode yang dikenal dengan cara makan menghisap.

"Bentuk anatomi lumba-lumba dengan moncong pendek dan ompong kemungkinan membuat spesies ini tak memiliki pilihan selain menghisap mangsa mereka. Ini juga membuat pilihan makanan mereka kurang fleksibel," kata Boessenecker, dikutip dari National Geographic 23 Agustus 2017.

(Baca juga: Sekelompok Paus Ditemukan "Berdiri" di Lautan, Apa yang Terjadi?)

Peneliti juga menduga bahwa dengan tubuhnya yang kecil, lumba-lumba ini lebih banyak menghabiskan waktu di perairan dangkal karena tidak memiliki kemampuan menyelam seperti hewan yang lebih besar. "Kami menduga lumba-lumba ini mungkin tinggal disekitar pantai karena ukurannya," imbuh Boessenecker.

Para ilmuwan menganggap lumba-lumba itu mungkin merupakan cabang awal dari subordo paus bergigi Odontoceti, yang pada akhirnya menyebabkan banyak jenis perilaku makan modern di antara kelompok tersebut.

Diferensiasi evolusi ini terjadi pada zaman Oligosen, salah satu periode evolusi paus yang paling penting selama periode Paleogen. Moncong penghisap ini kemudian berevolusi beberapa kali sejak saat itu hingga tercipta bentuk optimal yang ditemukan pada lumba-lumba hidung botol modern seperti saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau