KOMPAS.com -- Julukan “Mbah” tampaknya semakin cocok disematkan untuk Google. Anak perusahaan teknologi raksasa tersebut, Deep Mind, baru saja mengumumkan bahwa mereka telah mulai membangun kecerdasan buatan yang bisa memprediksikan masa depan.
Namun, jangan salah paham. Kemampuan tersebut bukan menerawang bak paranormal, melainkan menimbang beberapa keputusan dan membuat rencana untuk masa depan tanpa instruksi dari manusia.
Bagi Anda, hal tersebut mungkin terdengar biasa saja, tetapi mengimajinasikan konsekuensi dari suatu aksi adalah tugas yang sulit bagi robot.
(Baca juga: Perlukah Kita Takut Dikalahkan oleh Kecerdasan Buatan?)
Dilansir dari situs resmi Deep Mind, salah seorang peneliti mengilustrasikannya demikian: “Ketika meletakkan gelas di pingir meja, misalnya, kita akan berhenti sebentar untuk menilai seberapa stabil gelas dan akankah ia jatuh. Dengan basis konsekuensi yang diimajinasikan ini, kita mungkin akan menata ulang gelas tersebut agar tidak jatuh dan pecah.”
Dia melanjutkan, jika alogaritme kita dapat mengembangkan perilaku yang sama canggihnya, maka mereka juga akan memiliki kemampuan untuk berimajinasi dan memikirkan masa depan. Setelah itu, mereka pasti bisa menciptakan sebuah rencana berdasarkan pengetahuan ini.
Untuk menciptakan kecerdasan buatan dengan kemampuan tersebut, para peneliti DeepMind menggabungkan beberapa pendekatan sekaligus. Dua di antaranya adalah reinforcement learning yang berarti belajar melalui percobaan dan deep learning yang meniru cara otak manusia menyimpan informasi raksasa dalam bentuk jaringan.
Hasilnya adalah sebuah sistem yang menggabungkan percobaan dengan simulasi sehingga ia dapat mempelajari lingkungannya dan berpikir sebelum mengambil keputusan.
(Baca juga: Ini 4 Bukti Kecerdasan Buatan Sudah Kalahkan Manusia)
Alogaritme ini kemudian diuji menggunakan Sokoban, sebuah permainan video puzzle yang dirilis pada 1981. Permainan ini mengharuskan pemain untuk membuat perencanaan terlebih dahulu sebelum mengerjakannya, tetapi kecerdasan buatan Deep Mind tidak diberitahu mengenai aturan tersebut maupun cara bermainnya.
Ternyata, kecerdasan buatan dengan kemampuan berimajinasi ini mampu menyelesaikan 85 persen dari semua level Sokoban, 25 persen lebih tinggi dari kecerdasan buatan dengan pendekatan lama.
Para peneliti melaporkan bahwa alogaritme yang baru membuat kecerdasan buatan menjadi lebih mampu mengatasi kekurangan dalam pengetahuan mereka, lebih pintar dalam memilih informasi yang berguna untuk simulasi, dan bisa mempelajari berbagai strategi untuk membuat perencanaan.
Walaupun demikian, para peneliti setuju bahwa kini masih terlalu pagi untuk melemparkan teknologi ini ke dunia nyata yang jauh lebih kompleks daripada Sokoban. Namun, ini adalah awal yang baik untuk menciptakan kecerdasan buatan yang mampu berimajinasi dan membuat rencana layaknya manusia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.