Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah "Sepintar" Apa Kota Anda?

Kompas.com - 13/12/2016, 18:32 WIB
Sri Noviyanti

Penulis


KOMPAS.com
 – Para orangtua di Seoul, Korea Selatan, tak perlu repot lagi mengawasi kinerja akademik anaknya. Lewat aplikasi web School Newsletter, mereka bisa mendapatkan semua informasi akademik.

Segala informasi sudah tertera dalam aplikasi tersebut, baik terkait perubahan jadwal pelajaran, nilai ujian, maupun kegiatan akademik lain sang anak.

Pada era Internet of Things (IoT)—semua perangkat terhubung internet—seperti sekarang, peranti teknologi informasi dalam jaringan memang sudah menjadi nadi kehidupan masyarakat Seoul.

Tak hanya gadget yang bertebaran di seantero kota, urusan keamanan warga Seoul pun terhubung ke sistem online yang dikembangkan pemerintah.

Sistem itu, u-seoul, memantau aktivitas keseharian masyarakat, termasuk pemakaian kamera pengawas (CCTV). Bila ada bahaya mengancam warga, u-seoul  langsung mengirimkan pesan tanda bahaya ke pihak terkait.

Penggunaan masif teknologi di Seoul menempatkan Ibu Kota Korea Selatan ini sebagai dua besar kota tercanggih di dunia, merujuk studi atas 30 kota terkemuka dari Price Waterhouse Coopers (PWC). Sebelumnya, mulai Juni 2011, Pemerintah Kota Seoul telah menggalakkan kampanye “Smart Seoul 2015”.

Di Jakarta, meski baru menyusul belakangan, ada  juga kampanye serupa, yaitu “Jakarta Smart City”. Kampanye ini dimulai pada Senin (15/12/2014). Meski belum sementereng Seoul, Jakarta sudah pula dipadati aktivitas warga dalam jejaring dunia maya.

Industri e-commerce marak bermunculan di sini, disusul pula dengan kehadiran beragam layanan transportasi berbasis aplikasi. Pemerintah DKI Jakarta pun telah meluncurkan dua aplikasi berbasis Android untuk pelayanan publik.

Seperti dikutip Kompas.com pada Selasa (16/12/2014), dua aplikasi itu adalah Qlue dan Cepat Respons Opini Publik (CROP). Qlue menjadi sarana bagi warga Ibu Kota untuk melaporkan beragam kejadian mulai dari macet, banjir, jalan rusak, penumpukan sampah, hingga ketersediaan kamar rumah sakit.

TerralogiQ Ilustrasi Qlue

"Ide (Qlue) ini kami berharap ke depannya bisa jadi (proyek percontohan) nasional," ujar Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, seperti dikutip Kompas.com pada Kamis (22/10/2015).

Aduan dan masukan warga Jakarta itu kemudian dipetakan secara digital dan terintegrasi dengan situs smartcity.jakarta.go.id dan CROP. Sebagai pengolah data dari aduan dan informasi masyarakat, aplikasi CROP hanya bisa diakses oleh aparat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan kepolisian.

Seoul dan Jakarta adalah contoh bahwa IoT bukan lagi wacana dan teori. Terlebih lagi, analisis dari Gartner memperkirakan pada 2020 akan ada lebih dari 26 miliar perangkat terhubung melalui media internet.

Tantangan

Geliat laju Internet of Things (IoT) Kota Seoul berjalan suksesberkat dukungan penuh infrastruktur internet. Seoul adalah kota dengan penetrasi pemasangan fiber optik—kabel dengan kecepatan tinggi transfer data—terbesar di dunia.

Dilansir situs web ubmfuturecities.com, Seoul masih menjadi pemilik koneksi internet tercepat di dunia, yaitu melaju 41,4 Mbps.

Adapun Jakarta, akses internetnya adalah yang paling cepat di Indonesia. Berdasarkan data Open Signal, rata-rata kecepatan internet di Ibu Kota ada di kisaran 6,9 Mbps sampai 7 Mbps.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com