Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Kenapa Orang Panjang Umur Sementara yang Lain Tidak?

Kompas.com - 02/04/2016, 20:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnu Nugroho

Beberapa tahun belakangan ini saya diajak bergabung dengan komunitas wartawan senior yang sebagian besar adalah mantan wartawan Kantor Berita Antara. Pada umumnya mereka adalah sahabat almarhum ayah dan ibu saya, yang tentu saja usia mereka sudah tidak muda lagi.

Mereka sudah masuk golongan octogenarian (berusia di sekitar 80-an tahun), walau banyak juga beberapa yang turut bergabung yang masih berusia lebih muda dari itu.

Yang istimewa adalah satu di antaranya pada bulan April ini akan memasuki usia ke-99 tahun. Sangat luar biasa, karena bila Tuhan mengijinkan, Insya Allah maka itu berarti beliau akan memasuki usia 100 tahun pada tahun depan.

Beliau masih sehat walau sudah berada di kursi roda, terlihat bahagia hidupnya yang terpancar dari sinar mata dan air mukanya yang sangat bersahabat sekaligus memancarkan semangat hidup yang sama sekali belum redup dimakan usia.

Ingatannya masih sangat baik dan kemampuan berkomunikasinya masih prima yang bahkan terkadang kerap menggunakan bahasa Belanda, bahasa yang memang digunakan oleh generasi ayah dan ibu saya sebagai bahasa sehari-hari.

Tidak semua orang berkesempatan dapat hidup bahagia hingga usia yang menjelang 100 tahun. Lalu apa sebenarnya kunci dari menjalani hidup ini agar dapat tetap bahagia dan sehat dengan usia yang panjang.

Untuk membahas ini, saya ingin menggarisbawahi beberapa catatan psikiater yang juga Direktur Harvard Study of Adult Development bernama Robert Waldinger. Studi ini menjadi sangat menarik karena merupakan penelitian terpanjang yang pernah dilakukan dalam hitungan waktu (dimulai tahun 1938 dan hingga saat ini masih berlanjut) dan juga terlengkap dalam aspek penelitian tentang bagaimana dan mengapa orang bisa mencapai kebahagiaan dan umur panjang dalam perjalanan hidupnya.

Robert Waldinger, direktur yang ke-4 dalam perjalanan studi ini, mengatakan, dari hasil penelitian yang telah berlangsung selama 75 tahun itu menunjukkan satu bukti, "Good relationships keep us happier and healthier”. Hubungan baik akan membuat seseorang menjadi lebih bahagia dan lebih sehat.

Studi ini pada awalnya melibatkan 724 orang di tahun 1938 dan kini masih ada lebih dari 60 orang dengan usia di sekitar 90 tahun yang masih hidup dan masih terus menjalani penelitian.

Studi ini bahkan tengah melanjutkan penelitian terhadap 2000 anak-anak yang berasal dari 724 orang tersebut. Orang yang memiliki hubungan sosial yang baik dalam keluarga, dengan teman dekat dan dengan komunitas ternyata membuat mereka lebih bahagia dan lebih sehat serta panjang umur.

Kesepian "membunuh"

Sementara mereka yang kurang berkomunikasi dengan baik dan cenderung kesepian akan menjadi kurang bahagia. Kesehatan fisiknya menjadi lebih cepat menurun, demikian pula fungsi otaknya menjadi berkurang serta membuat mereka menjadi sakit-sakitan dan berumur pendek.

Kesepian ternyata “membunuh”. Orang bisa saja kesepian di tengah-tengah keramaian atau juga dapat mengalami kesepian dalam kehidupan rumah tangganya. Hidup di tengah konflik adalah sangat berbahaya bagi kehidupan seseorang. Konflik juga sangat memudahkan mengantar orang menuju kesepian.

Penelitian ini juga membuktikan, kekayaan seseorang atau menjadi terkenal atau bekerja keras mengejar karier tidak merupakan jaminan seseorang itu akan berbahagia dan sehat serta berusia panjang.

Studi ini menekankan fakta bahwa hubungan baik dalam keluarga, dengan sahabat dekat dan dengan komunitas membuat seseorang menjadi bahagia, lebih sehat dan berumur panjang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com