Melaporkan dalam konferensi Lunar and Planetary Science di Texas pada Rabu (18/3/2015), Bruce Jakosky yang memimpin misi Maven mengatakan, "Data (yang menunjukkan adanya fenomena aurora) spektakuler."
Aurora di Bumi dan Mars yang terlihat sebelumnya biasa terdeteksi di kutub dan disebabkan oleh interaksi partikel berenergi dari Matahari dengan magnetosfer dari planet.
Aurora yang disebut "Cahaya Natal" ini berbeda, terlihat pada lintang yang lebih rendah. "Kami melihat ini tak berhubungan dengan area magnetik. Kami tak tahu ini cuma terjadi di satu tempat atau terdistribusi secara global," kata Jakosky, seperti dikutip New Scientist, Rabu.
Menurut Jakosky, pada saat aurora terjadi, Matahari memang aktif mengirimkan elektron. Mungkin, aurora disebabkan oleh hal itu, tetapi prosesnya belum diketahui. Tim Maven masih akan terus menyelidiki.
Selain fenomena aurora, Jakosky juga melaporkan menemukan adanya debu yang menyelimuti Mars pada ketinggian antara 150 dan 300 km. "Ini sangat tak terduga," kata Jakosky seperti dikutip BBC, Rabu.
Diduga, debu berasal dari bulan Mars, Phobos dan Deimos. Namun, mekanisme hingga debu itu menyelimuti Mars belum diketahui. "Jika ini berasal dari atmosfer, maka kita kehilangan satu proses fundamental," kata Laila Andersson, anggota tim Maven.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.