"Gunung berapi tersebut saat ini masih aktif dan menjadi ancaman bencana alam yang sangat dahsyat bagi masyarakat Bengkulu. Serba salah kalau diumumkan kepada masyarakat menjadi resah dan tidak diumumkan ditakutkan benar-benar meletus, nantinya jadi repot juga," kata Junaidi.
Asisten II Pemprov Bengkulu, Ir M Nasyah, MT, mengatakan bahwa gunung api tersebut berada di antara Pulau Enggano dan Pulau Mega serta merupakan salah satu gunung bawah laut tertinggi di dunia.
"Itu kan sudah ada penelitian dari Perancis dan memang benar ada gunung berapi bawah laut, hanya saja posisi keaktifannya rendah atau tinggi belum diketahui. Untuk itulah, kita minta datanya kepada peneliti Perancis tersebut sebab ada potensi bencana yang sangat besar," katanya dikutip Kompas.com, kemarin.
Ia meminta peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia untuk meneliti gunung api tersebut.
Benarkah apa yang diyakini Gubernur Bengkulu tersebut? Apakah memang ada gunung api aktif di bawah laut Bengkulu yang bisa memicu bencana?
Masalah adanya gunung api di bawah laut Bengkulu ini dimulai dari hasil penelitian yang dilakukan lewat kerja sama antara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), LIPI, Institut de Physique du Globe (IPG), dan lembaga lainnya.
Seperti diberitakan Kompas.com, 28 Mei 2009, peneliti dari BPPT, Yusuf Surachman, memang pernah mengatakan, "Gunung api ini sangat besar dan tinggi. Di daratan Indonesia, tak ada gunung setinggi ini kecuali Gunung Jayawijaya di Papua."
Ia mengatakan, puncak gunung tersebut berada di kedalaman 1.280 meter di bawah permukaan laut.
Namun, segera setelah penelitian itu dipublikasikan di media massa, perdebatan tentang kebenaran hasil penelitian sebenarnya telah muncul. Para geolog dan vulkanolog mempertanyakan hasil penelitian itu.
"Saya sudah memberi komentar waktu itu. Kalau memang ada gunung api, apa buktinya," kata Surono dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/9/2013).
Surono mengatakan, jika memang ada gunung api aktif, aktivitas gunung pasti diketahui, misalnya dengan adanya asap dan lava yang keluar dari gunung tersebut.
"Kalau memang ada gunung api di sana, mana bukti aktivitasnya. Pasti ada sejarah letusannya. Paling tidak kalau gunung api tipe A, dari tahun 1600 pasti ada letusannya," imbuh Surono.
Surono mengatakan bahwa apa yang ditemukan di bawah laut Bengkulu sama sekali bukan gunung api aktif.
Sementara itu, Danny Hilman Natawidjaja dari Geoteknologi LIPI mengatakan bahwa yang ditemukan di Bengkulu memang gunung api.