Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata Testis Juga Mampu Mengecap Rasa

Kompas.com - 22/07/2013, 21:43 WIB

KOMPAS.com — Selama ini, lidah dianggap sebagai satu-satunya organ tubuh yang mampu mengecap rasa. Namun, riset terbaru memberikan pandangan baru.

Meskipun letaknya jauh dari mulut, testis dan anus ternyata mampu mengecap rasa manis. Penelitian mengungkap bahwa kemampuan tersebut penting dalam reproduksi.

Peneliti awalnya tidak mengetahui keterkaitan di antara reseptor rasa dan tingkat kesuburan pria. Sampa akhirnya peneliti membiakkan tikus yang tak punya kemampuan mengecap rasa tersebut.

Hasil riset menunjukkan, tikus jantan yang kehilangan protein GNAT3 dan TAS1R3 akan kehilangan kesuburan, bahkan ketika mereka hanya diberi zat yang mampu menghalangi kinerja kedua protein ini.

TAS1R3 adalah komponen yang terdapat dalam reseptor rasa manis dan umami. Sedangkan GNAT3 adalah molekul yang dibutuhkan untuk mengubah sinyal reseptor rasa pada mulut menjadi respons pada sel saraf.

Tikus jantan yang cuma punya satu protein, baik itu GNAT3 maupun TAS1R3 saja, tetap mampu berkembang biak. Namun, ketika keduanya tidak ada, maka sperma akan kesulitan untuk dapat bertahan dan testis akan menjadi cacat.

"Tikus jantan tersebut menjadi steril, jumlah sperma mereka rendah dan spermatozoa tidak dapat berkembang dengan baik," Bedrich Mosinger, peneliti yang melakukan riset ini, seperti dikutip oleh Daily Mail, Sabtu (20/7/2013).

Mosinger mengungkapkan, obat yang digunakan untuk memblokir reseptor rasa dalam riset itu punya kandungan yang sama dengan obat kolesterol tinggi untuk manusia. Obat itu diketahui dapat meningkatkan kemungkinan gangguan kesuburan.

"Seperti kebanyakan good science, temuan kali ini memunculkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban," ujar peneliti lain, Robert Margolskee.

Mosinger dan Margolskee menambahkan, mekanisme mengenai bagaimana reseptor rasa memengaruhi kesuburan pada testis masih harus diteliti lebih lanjut.

Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai obat baru untuk infertilitas atau bahkan mampu dikembangkan menjadi pil KB untuk pria. (Dyah Arum Narwastu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com