"Batu Gabriel" Ungkap Adanya Mesias Sebelum Yesus?

Kompas.com - 03/05/2013, 09:18 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com — KOMPAS.com - Sebuah artefak arkeologi yang memicu kontroversi dipamerkan di Museum Israel baru-baru ini. Artefak itu berupa batu yang dinamai "Batu Gabriel".

Batu Gabriel ditemukan 13 tahun lalu di Yordan. Binyamin Elitzur, pakar teks bahasa Ibrani, terutama masa Raja Herodes (4SM) mengungkapkan, teks pada batu ditulis pada abad pertama SM.

Penentuan masa penulisan teks didasarkan pada bahasa dan bentuk teks. Karena ditulis pada abad pertama SM, berarti teks itu ditulis sebelum Yesus lahir (0 Masehi).

Batu Gabriel mulai memicu kontroversi pada tahun 2008. Seorang ilmuwan asal Israel, Israel Knohl, memiliki interpretasi kontroversial tentang teks pada batu tersebut.

Knohl mengatakan, teks pada batu tersebut akan memicu revolusi pemahaman tentang Kristiani awal serta memberi petunjuk adanya mesias sebelum Yesus.

Knohl menyebutkan bahwa kisah tentang mesias yang wafat dan kemudian bangkit lagi setelah tiga hari tidak spesial milik Kristiani.

Menurut Knohl, mesias yang dimaksud dalam batu tersebut mungkin bernama Simon. Berdasarkan tulisan sejarawan abad pertama pertama, Josephus, Simon dibunuh oleh tentara Raja Herodes.

Peristiwa pembunuhan Simon, atau mungkin juga mesias lain, seperti diberitakan New York Times, 6 Juli 2008, dikisahkan dalam teks pada batu baris ke-19-21.

"Dalam tiga hari, engkau akan mengetahui bahwa kejahatan akan dikalahkan oleh keadilan," demikian dikutip New York Times.

Knohl juga mengaskan bahwa di baris 80, terdapat kata "L’shloshet yamin" yang berarti "dalam tiga hari" dan "hayeh" yang berarti "hidup".

Terdapat pula kata-kata lain yang lebih sulit untuk dibaca pada teks. Dinyatakan, "Dalam tiga hari kau akan hidup, Aku, (Malaikat) Gabriel, memintamu."

Menurut Knohl, kata "kau" merujuk pada "Sar hasarin" yang berarti "pangeran" atau "putri". Knohl mengungkapkan, figur yang dimaksud ialah pangeran Yahudi yang mati dan bangkit setelah tiga hari.

 

Second 'Gabriel Stone' may exist, says scholar

 

Benarkah interpretasi Knohl? Banyak ilmuwan memperdebatkannya. National Geographic pernah memuat interpretasi Kohl dan kontroversinya dalam salah satu tayangannya.

Perdebatan muncul karena interpretasi Knohl didasarkan pada teks yang banyak bagiannya sebenarnya sudah sulit dibaca. Hanya 40 persen dari 87 baris tulisan yang bisa dibaca.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau