Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budi Setiawan Membangun Benteng Ekologi Pesisir

Kompas.com - 19/11/2012, 11:24 WIB
Irene Sarwindaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Ketika tuntutan ekonomi kian menguat, alam kian rapuh di hadapan ancaman eksploitasi. Budi Setiawan (36) ingin membentengi laut di kampung halamannya dengan menghidupkan sabuk wisata ekologi. Ia ingin menunjukkan, kebutuhan ekonomi dan pelestarian alam tak harus selalu berbenturan.

Benturan antara ekonomi dan pelestarian alam dihadapi berbagai daerah, terutama yang kaya akan bahan tambang seperti Pulau Belitung, Sumatera Selatan. Wacana tambang laut terus berembus beberapa tahun terakhir. Ini menimbulkan kekhawatiran dan perlawanan masyarakat yang mendambakan keindahan laut Belitung lestari.

Budi lahir di Kampung Lassar. Pesisir Pulau Belitung menyimpan keindahan laut Belitung dalam benaknya. Ia gundah saat mendengar rencana penambangan timah di laut. Di pulau tetangganya, Bangka, laut menjadi keruh dan terumbu karang rusak parah seiring beroperasinya tambang timah laut dengan kapal isap.

Namun, Budi menyadari kebutuhan ekonomi memaksa eksploitasi itu. Maka ia memilih konservasi alam dikombinasikan dengan wisata petualangan sebagai strategi perlindungan alam sekaligus penggerak ekonomi.

Meskipun modal uangnya tak banyak, anak keempat dari pasangan guru itu yakin uang bukanlah kunci utama dalam hal ini. Modal sosial justru lebih dibutuhkan. ”Begitu banyak modal di sekitar kita yang tidak berupa uang. Pemerintah punya lahan dan masyarakat punya keahlian. Kita hanya perlu menggabungkan dan menggerakkanya,” ujarnya.

Lewat usaha panjang, tahun 1998, Budi membentuk Kelompok Peduli Lingkungan Belitung (KPLB). Ia melihat potensi wisata dan konservasi di Pulau Kepayang, pulau kosong di pesisir Belitung.

Tanpa modal untuk membeli pulau, ia mengajukan proposal kepada pemerintah daerah agar diizinkan memanfaatkan Pulau Kepayang sebagai kawasan konservasi sekaligus wisata ekologi terumbu karang dan penyu.

Budi juga memberikan ”pencerahan” kepada sekitar 100 nelayan di pesisir Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, mengenai penangkapan ikan secara lestari. Beberapa tahun lalu masih ada praktik bom ikan dan racun yang merusak laut. Kini hal itu menurun karena nelayan sadar alam yang lestari lebih menguntungkan.

Wisata ekologi

Tahun 2009 ia memperoleh izin mengelola Pulau Kepayang sebagai kawasan konservasi sekaligus wisata ekologi terumbu karang dan penyu. Ia melakukan penelitian sekitar dua tahun dan melatih 20 nelayan lokal untuk menjadi pendamping wisata bawah laut. Ia membangun kompleks penginapan untuk menarik turis.

Upaya Budi membuahkan hasil. Dalam pengelolaan KPLB, Pulau Kepayang menjadi lokasi kegiatan terkait pelestarian terumbu karang serta penyu tingkat nasional dan internasional. Pulau itu makin naik daun dan menarik mata dunia. Organisasi sosial dan konservasi alam internasional pun memberi perhatian.

Bupati Belitung berhasil dia yakinkan untuk mencanangkan Pulau Kepayang sebagai kawasan konservasi perairan. Status ini memberi jaminan perlindungan lingkungan di sekitar pulau. Atas upaya pengelolaan Pulau Kepayang, KPLB menerima Penghargaan Pesisir (Coastal Award) 2012 dalam program Mitra Bahari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Lewat KPLB, Budi menghidupkan tiga titik wisata ekologi di pesisir Belitung. Selain Kepayang, ia mengelola Batu Mentas sebagai kawasan konservasi satwa langka tarsius Belitung dan Selat Nasik yang dirintisnya sebagai konservasi hutan mangrove alami.

Ketiga kawasan itu dipilih karena berada di titik luar pesisir Belitung. ”Saat titik-titik wisata ekologi ini saling terhubung, harapannya bisa membentuk sabuk pelindung pesisir Belitung dari kapal isap,” katanya.

Budi yakin, wisata ekologi akan menciptakan perlindungan alam sekaligus menggerakkan perekonomian setempat. ”Pelestarian alam bisa meningkatkan ekonomi masyarakat, yang akhirnya menjadi masukan bagi pemerintah daerah. Jadi, buat apa kapal isap yang malah merusak kalau ekonomi pesisir sudah terbangun?”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com