Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumur Tercemar Harus Dikuras

Kompas.com - 09/11/2010, 10:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Debu vulkanik gunung berapi bersifat mudah mengendap dalam air. Karena itu, air sumur yang terkena debu vulkanik akan tetap terlihat jernih. Namun, untuk mencegah risiko dari zat-zat mikro berbahaya, sumur sebaiknya dikuras terlebih dahulu sebelum digunakan.

Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Studi Bencana Alam Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Junun Sartohadi, saat dihubungi dari Jakarta, Senin (8/11/2010). Tindakan preventif pengurasan sumur ini untuk menghilangkan kandungan logam berat yang menempel pada debu vulkanik dan mengendap di dasar sumur.

Logam berat merupakan unsur mikro yang ada di semua jenis batuan. Jenis logam berat pada debu vulkanik, antara lain, kadmium (Cd) dan tembaga (Cu). Meski jumlahnya amat sedikit, tubuh tak boleh sama sekali terpapar logam berat. ”Dengan dikuras, air sumur tetap akan sama jernihnya, tetapi terbebas dari logam berat yang berbahaya bagi kesehatan,” katanya.

Menurut Junun, pengurasan merupakan satu-satunya cara untuk menghilangkan logam berat dari dalam sumur. Penggunaan zat penetral dan penggumpal atau koagulan tidak akan menghilangkan logam berat.

Logam berat merupakan unsur yang tidak mudah dinetralkan, sedangkan koagulan hanya berfungsi untuk menjernihkan air. Padahal, air yang terkena debu vulkanik tetap jernih. Pengurasan serupa perlu dilakukan di tandon-tandon mata air sehingga air yang digunakan masyarakat sehat kembali.

Pemindahan debu

Junun meminta pemerintah segera memikirkan langkah pembersihan debu dari tempat tinggal masyarakat. Setelah masyarakat membersihkan rumah dan lingkungannya dari debu, debu itu harus segera dipindahkan ke tempat lain, jangan dibiarkan teronggok di permukiman warga.

Tumpukan abu vulkanik itu akan tetap memengaruhi kesehatan warga karena akan mudah terbang ditiup angin. Pemindahan debu bisa diarahkan ke daerah-daerah yang tandus dan daerah dengan lapisan tanah tipis.

”Partikel debu vulkanik sangat mudah lapuk sehingga sangat bagus digunakan sebagai bahan material tanah. Tempat tandus akan jadi subur,” katanya.

Ahli mineralogi liat dari Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Institut Pertanian Bogor, Iskandar, mengakui, debu vulkanik kaya akan unsur hara penyubur tanah. Namun, proses penyuburannya perlu waktu sekitar 10 tahun.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com