PEKANBARU, KOMPAS.com — Kepala Administrasi Pelabuhan (Adpel) Selatpanjang, Usman YS, mengatakan, jumlah korban yang hilang dalam kecelakaan kapal KM Sonde Jaya yang terbakar di perairan Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, sulit dipastikan.
"Jumlah korban yang masih hilang sulit dipastikan karena keberangkatan di luar monitoring kami. Kapal itu tidak melapor saat berangkat dan tidak memiliki surat izin berlayar dari Adpel," kata Usman ketika dihubungi dari Pekanbaru, Senin.
KM Sonde Jaya, kapal kayu yang berbobot 7 GT dan panjang sekitar 50 kaki, terbakar di perairan Tanjung Sungai Sodor sekitar pukul 15.00 WIB pada Minggu (2/8). Kapal kayu tersebut sejatinya akan berlayar dari Selatpanjang ke Desa Sonda, Kecamatan Rangsang. Menurut informasi, asal api yang mengakibatkan kebakaran berasal dari ruang mesin.
Menurut Usman, kecelakaan tersebut kemungkinan besar terjadi karena kelalaian nakhoda yang tidak mengabaikan prosedur keselamatan pelayaran. Kapal antarpulau tersebut selain membawa penumpang juga digunakan membawa sembako, tetapi tidak tercatat jelas berapa jumlah penumpang yang ada.
Ia mengatakan, jumlah penumpang berdasarkan data penjualan tiket mencapai 31 orang. Namun, jumlah penumpang yang sebenarnya sulit dipastikan karena berbeda dengan keterangan saksi mata yang mengatakan penumpang di kapal saat kecelakaan mencapai 50 orang.
"Nakhoda kapal adalah orang yang harus bertanggung jawab terhadap kecelakaan ini," ujarnya.
Hingga Senin siang, pencarian terhadap korban yang masih hilang masih terus dilakukan meski jumlah korban masih simpang siur. Pencarian dilakukan oleh Adpel Selatpanjang, Tim SAR, TNI AL, kepolisian, dan dibantu warga setempat.
Sejauh ini baru satu korban yang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, yakni Sariani (55), seorang kepala sekolah SD. Jumlah korban yang ditemukan selamat baru tercatat tiga orang, dua di antaranya bernama Dara (50) dan Asnah (38), dan kini dirawat di RSUD Selatpanjang.
Selain itu, dua anak buah kapal juga ditemukan selamat. Mereka antara lain Sugiran (50) yang tak lain adalah nakhoda KM Sonde Jaya, dan seorang lagi teknisi kamar mesin bernama Suhardi (24). Sedangkan bangkai kapal sudah ditarik ke pelabuhan Dorak dan kini dalam kondisi tenggelam hanya tinggal terlihat bagian haluan dan buritannya.