KOMPAS.com -- Salah satu hal yang paling mengesalkan dari merawat anjing adalah menemukannya bergulung-gulung di tempat yang bau dan kotor. Padahal, Anda baru saja memandikannya.
Sebenarnya, mengapa anjing begitu suka melakukan hal yang menjijikan ini? Apakah mereka memang suka berbau tidak enak?
Ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai perilaku ini, berikut uraiannya:
1. Turunan nenek moyang
Pakar anjing dan psikolog Stanley Coren berkata bahwa salah satu penjelasan yang paling umum diterima adalah anjing bergulung-gulung pada benda yang berbau untuk menyembunyikan bau asli mereka.
Coren berkata bahwa perilaku ini turunan dari nenek moyang mereka yang masih liar dan belum hidup bersama manusia.
“Jika antelop mencium bau anjing liar atau serigala, kemungkinan besar dia akan langsung melarikan diri,” ucapnya. Namun, bila anjing liar bergulung-gulung dalam kotoran antelop, maka mangsa mereka tidak akan terlalu curiga sehingga dapat didekati.
2. Alat komunikasi
Sementara itu, Pat Goodman, seorang rekan peneliti dan kurator di Wolf Park, Indiana, berkata bahwa perilaku untuk bergulung-gulung dalam bau juga ditemukan pada serigala dan merupakan alat komunikasi bagi hewan tersebut.
Ketika seekor serigala menemukan bau yang baru, maka tindakan pertamanya adalah mengendusnya dan bergulung-gulung pada bau tersebut. “Serigala itu akan berusaha untuk menempelkan bau tersebut pada dirinya, terutama di area wajah dan leher,” ucap Goodman.
Dengan demikian, saat dia kembali ke sarangnya, kelompok serigala tersebut akan mencium dan menginvestigasi bau yang baru. Di Wolf Park, Goodman bahkan menemukan beberapa serigala yang kemudian mengikuti bau tersebut ke tempat asalnya.
3. Reaksi dalam otak
Teori lain berkata bahwa bau menstimulasi otak anjing. Alexandra Horowitz, penulis buku Inside of a Dog: What Dogs See, Smell, and Know dan pendiri laboratorium kognisi anjing di Banard College berkata bahwa ada hubungan yang sangat dekat antara hidung dan otak pada anjing.
Sebuah bau yang sangat kencang tidak hanya menyalakan bagian penciuman pada otak, tetapi juga lapisan luar dari bagian motor pada otak. Komunikasi tersebut membuat anjing harus mendapatkan kotak fisik dengan penemuan bau yang baru tersebut.
“Tidak ada reseptor untuk bau tidak enak di otak anjing, tapi mereka tampak sangat tertarik untuk bergulung-gulung pada bau yang menurut kita menjijikan,” ucap Horowitz.
“There’s no ‘noxious scent’ receptor in the dog’s brain,” she added. “But they do seem particularly interested in rolling in smells that we find somewhere between off-putting and disgusting.”
(Baca juga: Peta Genetika Ungkap Nenek Moyang Anjing Modern)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.