KOMPAS.com -- Wahana antariksa Cassini milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah berhasil mengabadikan potret terdekat dari atmosfer Saturnus.
Berdasarkan foto tersebut, atmosfer Saturnus tampak seperti badai gelap yang disebut oleh NASA sebagai "badai raksasa".
Dikutip dari pernyataan resmi NASA, untuk mendapatkan foto tersebut, Cassini menyelam hingga sekitar 3.000 kilometer dari awan teratas Saturnus dan 300 kilometer dari tepi cincin paling dalam.
Terbang dengan kecepatan 124.000 kilometer per jam, partikel kecil dapat menjadi ancaman besar pada bagian sensitif Cassini yang tidak memiliki pelindung.
Oleh karena itu, wahana antariksa tersebut melebarkan antenanya sejauh empat meter untuk digunakan sebagai perisai.
"(Inilah) pengelihatan terdekat kami di atmosfer Saturnus dan Badai Raksasa," kicau akun resmi NASA di Twitter.
Semasa penyiaran langsung melalui Facebook, peneliti kemudian mengonfirmasi bahwa badai gelap tersebut merupakan pusat dari pusaran yang membentang sejauh 2.000 kilometer dari pangkalnya.
"Tidak ada wahana antariksa yang pernah sedekat ini dengan Saturnus sebelumnya," kata Earl Maize, Manajer Proyek Cassini dan peneliti di Laboratorium Tenaga Penggerak Jet milik NASA.
Dia melanjutkan, kami hanya dapat mengandalkan prediksi, berdasarkan pengalaman kami dengan cincin Saturnus lainnya, untuk membayangkan celah di antara cincin dan planet Saturnus.
"Saya sangat senang bisa melaporkan bahwa Cassini telah berhasil melalui celah tersebut seperti yang direncanakan dan keluar dari sisi yang lain dalam bentuk yang baik," tambahnya.
Berdasarkan pengamatan NASA, atmosfer Saturnus relatif dingin dan sebagian besar mengandung hidrogen. Lalu, tekanan udara di puncak awan Saturnus juga hampir sama dengan tekanan udara permukaan lautan di bumi.
Atmosfer Saturnus juga memiliki awan yang berlapis-lapis. Pada kutub utaranya, sebuah badai secara permanen berputar dalam bentuk heksagon. Sementara itu, badai temporer kadang terjadi di permukaan planet tersebut.
Saturnus juga menjadi planet yang memiliki angin tercepat di tata surya. Misi perjalanan NASA yang melewati Saturnus pada tahun 1980 dan 1981 mencatat kecepatan angin lebih dari 1.800 kilometer per jam.
Walaupun keberhasilan ini telah menjawab beberapa pertanyaan, tetapi masih banyak misteri Saturnus yang belum terpecahkan. Beberapa di antaranya adalah panjang satu hari di Saturnus, struktur internalnya, serta komposisi dan umur cincinnya.
Cassini akan menyelesaikan 21 kali penyelaman sebelum “aksi bunuh dirinya”. Pada tanggal 15 September mendatang, wahana antariksa ini akan terjun dan terbakar oleh atmosfer Saturnus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.