Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moyangnya dari Lautan, Kenapa Buaya Malah Suka Hidup di Daratan?

Kompas.com - 14/03/2017, 22:14 WIB
Monika Novena

Penulis

KOMPAS.com - Moyang buaya terlahir sebagai hewan yang hidup di lautan. Namun, buaya sebagai cicitnya malah memilih hidup di daratan. Kenapa?

Studi evolusi yang dilakukan oleh Malcom Maclaver dari Northwestern University dan Lars Schmitz dari Claremont McKenna, Scripps and Pitzer memberi petunjuk.

Menurut hasil studi, buaya berpindah tempat hidup ke daratan karena evolusi membuatnya punya mata lebih besar sehingga bisa melihat jauh ke daratan.

"Hipotesa kami, mereka melihat adanya mangsa berlimpah di darat seperti kaki seribu, lipan, laba-laba dan banyak lagi. Hal ini kemudian mendorong evolusi, dari sirip menjadi anggota tubuh," kata Maclaver.

Untuk sampai pada kesimpulan itu, peneliti melakukan penelitian pada 59 fosil buaya dan moyang-moyangnya. Fosil mewakili perkembangan evolusi buaya, sebelum, transisi, dan sesudah hidup di darat.

Riset menunjukkan bahwa seiring waktu, ukuran rongga mata buaya semakin besar. Moyang buaya yang masih hidup di lautan punya ukuran rongga mata 13 mm, sementara yang dari masa transisi 36 mm.

Seiring waktu, mata buaya pun berpindah posisi. Bila sebelumnya berada di samping kepala, kini berada di bagian atas.

Perubahan ukuran rongga mata yang berarti juga mencerminkan perubahan ukuran mata itu sendiri memungkinkan buaya punya penglihatan lebih tajam.

Peneliti menemukan, perubahan ukuran mata menyebabkan buaya bisa melihat 70 kali lebih jauh dan memonitor ruang 1 juta kali lipat lebih lebar.

"Mata yang lebih besar tidak berguna di dalam air. sebaliknya ukuran mata yang besar sangat berharga ketika melihat melalui udara," tambah Maclver seperti dikutip Daily Mail, Rabu (8/3/2017).

Ketika mata mampu melihat lebih tajam itulah buaya bisa mengetahui bahwa daratan lebih menarik. Jadilah, dia bermigrasi dan berevolusi untuk hidup di daratan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Ilmuwan Cari Tahu Usia Lumba-lumba Lewat Kotoran

Ilmuwan Cari Tahu Usia Lumba-lumba Lewat Kotoran

Oh Begitu
5 Penyakit yang Menular dari Hewan ke Manusia

5 Penyakit yang Menular dari Hewan ke Manusia

Oh Begitu
Seberapa Bahaya Turbulensi Pesawat Terbang?

Seberapa Bahaya Turbulensi Pesawat Terbang?

Oh Begitu
Bagaimana Bahasa Berkembang?

Bagaimana Bahasa Berkembang?

Fenomena
Obat Penumbuh Gigi Segera Diuji pada Manusia

Obat Penumbuh Gigi Segera Diuji pada Manusia

Fenomena
Apakah Aturan Sebelum 5 Detik itu Benar? Sains Punya Jawabannya

Apakah Aturan Sebelum 5 Detik itu Benar? Sains Punya Jawabannya

Oh Begitu
Perubahan Iklim Terbukti Ganggu Kesehatan Saraf

Perubahan Iklim Terbukti Ganggu Kesehatan Saraf

Fenomena
Bagaimana Manusia Prasejarah Mengolah Logam?

Bagaimana Manusia Prasejarah Mengolah Logam?

Fenomena
Mengapa Kita Suka Bernyanyi di Kamar Mandi?

Mengapa Kita Suka Bernyanyi di Kamar Mandi?

Kita
Bisakah Evolusi Menghadirkan Kembali Dinosaurus?

Bisakah Evolusi Menghadirkan Kembali Dinosaurus?

Oh Begitu
Mengapa Beberapa Orang Bersikap Jahat di Internet? Psikologi Jelaskan

Mengapa Beberapa Orang Bersikap Jahat di Internet? Psikologi Jelaskan

Kita
Platipus Tidak Punya Perut, Kenapa Begitu?

Platipus Tidak Punya Perut, Kenapa Begitu?

Oh Begitu
Hewan Apa yang Tercepat di Lautan?

Hewan Apa yang Tercepat di Lautan?

Oh Begitu
Speculoos-3b, Planet Seukuran Bumi yang Waktu Orbitnya Hanya 17 Jam

Speculoos-3b, Planet Seukuran Bumi yang Waktu Orbitnya Hanya 17 Jam

Fenomena
5 Alasan Orang Berselingkuh Menurut Sains

5 Alasan Orang Berselingkuh Menurut Sains

Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com