Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telkom 3S, Babak Baru Satelit Telekomunikasi Indonesia

Kompas.com - 16 Februari 2017, 14:47 WIB

Oleh M Zaid Wahyudi

KOMPAS.com - Satelit Telkom 3S sukses diluncurkan dari Bandar Antariksa Guyana di Kourou, Guyana-Perancis, Rabu (15/2/2016) pagi waktu Jakarta. Kini, satelit itu berada di orbit transfer. Secara bertahap, satelit akan dibawa ke orbit geostasioner, menjalani uji di orbit, hingga akhirnya siap beroperasi dua bulan mendatang.

Telkom 3S adalah satelit ke-18 dari Indonesia sejak satelit Palapa A1 diluncurkan pada 9 Juli 1976. Telkom 3S jadi satelit ke-9 milik PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom). Jika beroperasi April nanti, PT Telkom mengoperasikan tiga satelit sekaligus, yaitu Telkom 1, Telkom 2, dan Telkom 3S.

Telkom 3S akan ditempatkan di orbit geostasioner pada ketinggian 35.736 kilometer di atas khatulistiwa Bumi, pada 118 derajat Bujur Timur (BT) atau di atas Selat Makassar. Sejak 2005, kapling itu ditempati satelit Telkom 2. Selanjutnya, Telkom 2 akan digeser ke posisi baru di timur Indonesia di atas Samudra Pasifik.

"Satelit Telkom 3S diluncurkan untuk mengoptimalkan izin satelit di kapling yang ada, sekaligus untuk ekspansi bisnis Telkom," kata Direktur Jaringan, Teknologi Informasi, dan Solusi PT Telkom Abdus Somad Arief, Jumat (3/2/2016), di Jakarta.

Optimalisasi itu diperlukan karena izin satelit untuk kapling 118 derajat BT dari Persatuan Telekomunikasi Internasional (ITU) untuk 36 transponder C-band dan 13 transponder Ku-band. Namun, Telkom 2 hanya punya 24 transponder C-band standar. Jika tak dipakai semua, izin itu bisa dicabut dan diserahkan ke negara lain yang mengantre.

Upaya memenuhi ketentuan ITU itu sudah dilakukan PT Telkom. Pada 6 Agustus 2012, satelit Telkom 3 diluncurkan dari Bandar Antariksa Baikonur, Kazakhstan. Namun, peluncuran gagal dan satelit tak mencapai orbit. Jadi, PT Telkom mengganti dengan Telkom 3S.

Untuk itu, Telkom 3S dirancang memiliki 24 transponder C-band standar, 8 transponder C-band extended, 4 transponder Ku-band standar, dan 6 transponder Ku-band extended. Karena transponder extended memiliki lebar pita frekuensi 1,5 kali lebih besar dari transponder standar, Telkom 3S mempunyai 49 transponder ekuivalen C-band standar.

Dengan tambahan 49 transponder, saat Telkom 3S beroperasi, PT Telkom mengelola 109 transponder dari tiga satelit. Itu menekan ketergantungan PT Telkom pada satelit asing. Sebelum ada Telkom 3S, PT Telkom memakai 60 transponder dari dua satelitnya dan menyewa 67 transponder dari satelit asing. "Tambahan transponder membuat layanan jasa satelit lebih cepat, murah, dan efisien," ucap Kepala Proyek Satelit Telkom 3S PT Telkom Tonda Priyanto.

Terlebih lagi, transponder Ku-band punya daya lebih besar, pita frekuensi lebih lebar, dan lebih sederhana dalam proses pengiriman sinyal. Jadi, layanan ke pelanggan, seperti untuk akses internet atau siaran televisi rumah tangga, bisa lebih masif.

Kelemahannya, transponder Ku-band lebih tak tahan hujan dibandingkan C-band. Namun, layanan internet pada kondisi itu bisa diandalkan.

Perkembangan teknologi

Satelit pertama yang dioperasikan PT Telkom ialah satelit Palapa A1 yang diluncurkan pada 9 Juli 1976, saat perusahaan itu bernama Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel). Itu adalah satelit pertama milik Indonesia sekaligus menjadikan Indonesia negara ketiga di dunia yang punya satelit komunikasi domestik setelah Kanada dan Amerika Serikat.

Ketua Asosiasi Satelit Indonesia Dani Indra Widjanarko mengatakan, selama lebih dari 40 tahun penggunaan satelit telekomunikasi domestik di Indonesia, fungsi satelit masih sama, sebagai media komunikasi jarak jauh. Sebagai negara kepulauan dengan banyak daerah terpencil, satelit jadi solusi menghubungkan semua area meski kini ada fiber optik.

"Bedanya, kapasitas transponder satelit jauh lebih besar," katanya. Palapa A1 hanya memiliki 12 transponder. Kini, satu satelit bisa memiliki 60 transponder. Peningkatan jumlah transponder itu disebabkan satelit masa kini bisa membawa generator listrik lebih besar untuk mencatu daya berbagai muatan, termasuk transponder.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Temuan Baru, Garis Keturunan Kuno Argentina Tak Bergaul Selama 8.500 Tahun
Temuan Baru, Garis Keturunan Kuno Argentina Tak Bergaul Selama 8.500 Tahun
Oh Begitu
43,5 Persen Penduduk Indonesia Sulit Beli Pangan Sehat, Ini Sebabnya Kata Pakar UGM
43,5 Persen Penduduk Indonesia Sulit Beli Pangan Sehat, Ini Sebabnya Kata Pakar UGM
Kita
Mengapa Wajah Neanderthal dan Manusia Modern Berbeda?
Mengapa Wajah Neanderthal dan Manusia Modern Berbeda?
Oh Begitu
Mengapa Banyak Hewan Besar Berasal dari Afrika?
Mengapa Banyak Hewan Besar Berasal dari Afrika?
Oh Begitu
Permen Karet Kuno Ungkap Peran Gender Manusia Purba 6.000 Tahun Lalu
Permen Karet Kuno Ungkap Peran Gender Manusia Purba 6.000 Tahun Lalu
Oh Begitu
Teleskop MeerKAT Tangkap Sinyal Radio Komet 3I/ATLAS, Bukti Kuat Bukan Pesawat Alien
Teleskop MeerKAT Tangkap Sinyal Radio Komet 3I/ATLAS, Bukti Kuat Bukan Pesawat Alien
Oh Begitu
Mengapa Kita Tidak Menunggangi Zebra Seperti Kuda?
Mengapa Kita Tidak Menunggangi Zebra Seperti Kuda?
Oh Begitu
Siklon Tropis Fung-Wong Picu Cuaca Ekstrem, Gelombang Tinggi 2-4 Meter Ancam Nelayan
Siklon Tropis Fung-Wong Picu Cuaca Ekstrem, Gelombang Tinggi 2-4 Meter Ancam Nelayan
Fenomena
Apakah Permen Karet Benar-Benar Butuh 7 Tahun untuk Dicerna Tubuh?
Apakah Permen Karet Benar-Benar Butuh 7 Tahun untuk Dicerna Tubuh?
Oh Begitu
Gempa M 5,3 Guncang Kepulauan Aru Maluku Pagi Ini Tidak Berpotensi Tsunami
Gempa M 5,3 Guncang Kepulauan Aru Maluku Pagi Ini Tidak Berpotensi Tsunami
Oh Begitu
Fosil Dinosaurus Berleher Panjang Tertua di Asia Timur Berusia 200 Juta Tahun Ditemukan
Fosil Dinosaurus Berleher Panjang Tertua di Asia Timur Berusia 200 Juta Tahun Ditemukan
Oh Begitu
Berlian Kerajaan Austria yang Hilang 100 Tahun Ditemukan,Tersembunyi di Tempat Tak Terduga
Berlian Kerajaan Austria yang Hilang 100 Tahun Ditemukan,Tersembunyi di Tempat Tak Terduga
Oh Begitu
Mengapa Kita Makan Ayam, Bukan Burung seperti Camar atau Angsa?
Mengapa Kita Makan Ayam, Bukan Burung seperti Camar atau Angsa?
Oh Begitu
Ditemukan 1916, Dinosaurus Paruh Bebek dari New Mexico Ternyata Spesies Baru
Ditemukan 1916, Dinosaurus Paruh Bebek dari New Mexico Ternyata Spesies Baru
Oh Begitu
Gara-gara Mesin Mati Cepat, Roket Swasta China Gagal Meluncur dan Hancurkan 2 Satelit
Gara-gara Mesin Mati Cepat, Roket Swasta China Gagal Meluncur dan Hancurkan 2 Satelit
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau