KOMPAS.com — Gerhana terakhir pada tahun 2016 akan terjadi malam ini. Bulan, Bumi, dan Matahari akan tersusun segaris, menghasilkan fenomena gerhana bulan. Namun, bulan tidak akan tampak merah darah seperti lazimnya kala gerhana. Satelit bumi itu hanya akan tampak samar.
Fenomena tersebut terjadi karena keunikan konfigurasi Bulan, Bumi, dan Matahari pada malam ini. Saat fenomena gerhana bulan total, Bulan berada pada zona umbra Bumi, area kerucut semu yang terbentuk akibat terhalangnya cahaya dari Matahari oleh Bumi.
Saat gerhana bulan penumbra, Bulan tak benar-benar segaris lurus dengan Bumi dan Matahari. Alhasil, Bulan ada di wilayah yang disebut dengan penumbra, kerucut semu tambahan yang masih menerima cahaya matahari dalam jumlah cukup besar.
Menurut situs astronomi Langitselatan, gerhana malam ini akan berlangsung selama 3 jam, 59 menit, dan 16 detik. Gerhana akan dimulai pada pukul 23.54 WIB dan berakhir pada pukul 03.53 WIB. Waktu terbaik untuk mengamati adalah pada Jumat (17/9/2016) pukul 01.55 WIB, saat puncak gerhana.
Gerhana malam ini bisa disaksikan dari seluruh Indonesia jika cuaca cerah. Bersama gerhana, di langit timur akan tampak dua bintang terang, Sirius dan Betelgeuse. Bila warga memiliki teleskop, maka Planet Uranus juga berpotensi untuk dilihat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.