KOMPAS.com - Robot pengukir sejarah pendaratan pertama di komet ditemukan setelah dua tahun menghilang. Temuan itu menggembirakan para ilmuwan sebab setidaknya memungkinkan penerimaan data hasil misi.
Phiale, nama robot tersebut, mendarat di komet yang bentuknya mirip bebek, 67P/Churyumov-Gerasimenko, pada 12 November 2014 lalu.
Philae dibawa dari bumi oleh wahana antariksa Rosetta. Pendaratan robot tersebut yang berlangsung selama 7 jam sebenarnya berjalan mulus. Sayang, lokasi pendaratannya kurang tepat.
Saat mendarat, Philae sempat memantul dan akhirnya berakhir di lokasi 2,7 kilometer dari seharusnya. Lokasi yang tak tepat itu membuat Philae tak bisa mendapatkan sinar matahari cukup untuk "hidupnya".
Akhirnya, Philae pun kehilangan daya. Sekitar 60 jam setelah pendaratan, Philae mati. Ilmuwan pun akhirnya kesulitan mengetahui keberadaannya.
Namun pada Minggu (4/9/2016), ilmuwan dari Badan Antariksa Eropa (ESA) menjumpai benda asing di permukaan "komet bebek" ketika mengunduh citra yang dikirim Rosetta.
Dari analisis yang dilakukan pada citra yang dipotret oleh kamera Osiris pada Rosetta itu, ilmuwan meyakini bahwa benda asing itu adalah Philae.
"Sangat penting untuk menemukan Philae sebelum misi (Rosetta) berakhir," ungkap Mark Caughrean dari ESA seperti dikutip BBC, Senin (5/9/2016).
Misi Rosetta ditargetkan berakhir sebulan lagi. Rosetta akan mendekati 67P/Churyumov-Gerasimenko hingga akhirnya "bunuh diri" dengan menabrakkan diri ke komet tersebut.
Memang tidak mungkin "menghidupkan" Philae kembali saat ini. Namun, penemuan ini membuka kemungkinan bagi ilmuwan untuk mendapatkan data yang diambil Philae pada masa-masa awal misinya.
Philae sendiri telah mendeteksi keberadaan zat organik penyusun kehidupan di 67P/Churyumov-Gerasimenko. Data lain bisa memberi petunjuk lebih serta hal-hal lain yang dideteksi di komet itu.
"Penemuan ini mungkin juga penting untuk memberi penutup emosional bagi jutaan orang yang mengikuti eksplorasi Philae dan Rosetta, menghadapi beragam tantangan, di benda yang menjadi jejak kelahiran tata surya," kata Caughrean.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.