Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunga Bangkai Raksasa Khas Indonesia Mekar di Washington

Kompas.com - 07/08/2016, 06:47 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com – Bunga bangkai raksasa (Amopophallus titanum) khas Indonesia kembali mekar di Kebun Botani Amerika Serikat (AS).

Peristiwa langka itu pun telah mengundang kerumunan orang sejak kelopaknya mulai mekar pada 18 Juli 2016 dan mekar sempurna pada 2 Agustus 2016 sebelum akhirnya mulai layu 3 hari kemudian.

Antrean yang mengular hingga ke luar gedung Kebun Botani membuktikan betapa besar rasa penasaran masyarakat untuk melihat bunga ini.

"Kami berharap para pengunjung semakin menghargai dan menyadari betapa uniknya dan indahnya alam kita. Kami berharap mereka semakin menghargai dan tertarik dengan dunia flora," kata Devin Dotson, juru bicara Kebun Botani.

Anak-anak tidak tahan akan baunya. Tetapi sebagian besar pengunjung tidak terlalu terganggu oleh bau busuk itu.

"Bunga ini mengingatkan saya pada simbol kelamin, Shiva Lingam yang kami sembah di India," ucap Neelam Kshirsagar, wisatawan asal India.

Sementara itu pengunjung Don Conley berpendapat, "Aromanya tidak seperti yang saya bayangkan, tetapi yang jelas bunga ini sangat indah. Saya kagum, sangat besar!"

Cuestus, wisatawan asal Ghana, setuju dengan hal tersebut, katanya, "Bukan masalah jika tanaman ini bau. Ini alami."

Menurut Dotson, aroma dan namanya yang tidak menarik justru membuat bunga ini menjadi semakin memesona. Ada perasaan unik yang dirasakan orang-orang ketika melihatnya. 

Ada 11 bunga bangkai di Kebun Botani Amerika Serikat. Sebelumnya, bunga bangkai raksasa juga mekar di sana pada 2013. Tidak ada yang bisa memperkirakan kapan bunga lainnya akan mekar.

Bunga bangkai raksasa yang juga dikenal dengan sebutan titan arum berasal dari Sumatera, Indonesia. Bunga yang dapat tumbuh hingga 6 meter ini sering tertukar dengan bunga Rafflesia arnoldi yang juga merupakan tanaman endemik Indonesia yang sama-sama berbau busuk.

Adapun bau busuk yang dihasilkan sebenarnya berfungsi untuk mengundang lalat dan kumbang untuk menyerbuki bunganya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Mengapa Bom Atom di Hiroshima Meninggalkan Bayangan Manusia di Trotoar?
Mengapa Bom Atom di Hiroshima Meninggalkan Bayangan Manusia di Trotoar?
Oh Begitu
Bayangan Abadi di Hiroshima: Jejak Manusia yang Membisu Setelah Ledakan Bom Atom
Bayangan Abadi di Hiroshima: Jejak Manusia yang Membisu Setelah Ledakan Bom Atom
Kita
Stephenson 2 DFK 52: Raksasa Merah Misterius yang Bikin Takjub
Stephenson 2 DFK 52: Raksasa Merah Misterius yang Bikin Takjub
Fenomena
8 Fenomena Langit Spektakuler di Bulan Agustus: Parade Planet hingga Hujan Meteor
8 Fenomena Langit Spektakuler di Bulan Agustus: Parade Planet hingga Hujan Meteor
Oh Begitu
Jejak Gigi Berusia 300.000 Tahun di China: Bukti Kawin Silang Manusia dengan Homo Erectus?
Jejak Gigi Berusia 300.000 Tahun di China: Bukti Kawin Silang Manusia dengan Homo Erectus?
Kita
Bintang Laut Bokong Besar dan Si Ubi Ungu Kecil Ditemukan di Laut Dalam Argentina
Bintang Laut Bokong Besar dan Si Ubi Ungu Kecil Ditemukan di Laut Dalam Argentina
Oh Begitu
Enam Gunung Api Meletus di Rusia Setelah Gempa Dahsyat, Mengapa?
Enam Gunung Api Meletus di Rusia Setelah Gempa Dahsyat, Mengapa?
Oh Begitu
Cula Badak Dijadikan Radioaktif untuk Hentikan Perburuan Liar
Cula Badak Dijadikan Radioaktif untuk Hentikan Perburuan Liar
Oh Begitu
Kapan Tata Surya Akan Berakhir? Ini Jawaban Para Ilmuwan
Kapan Tata Surya Akan Berakhir? Ini Jawaban Para Ilmuwan
Fenomena
Benarkah Bulan Bisa Mempengaruhi Kesehatan Kita? Ini Temuan Ilmiahnya
Benarkah Bulan Bisa Mempengaruhi Kesehatan Kita? Ini Temuan Ilmiahnya
Oh Begitu
Mengenal Macan Dahan, Predator Misterius Penjaga Hutan Asia
Mengenal Macan Dahan, Predator Misterius Penjaga Hutan Asia
Oh Begitu
Apa yang Menyebabkan Waktu Lebih Pendek Hari Ini?
Apa yang Menyebabkan Waktu Lebih Pendek Hari Ini?
Oh Begitu
5 Agustus, Salah Satu Hari Tersingkat di Bumi, Apa Dampaknya?
5 Agustus, Salah Satu Hari Tersingkat di Bumi, Apa Dampaknya?
Oh Begitu
Model Kosmologi: Alam Semesta Akan Mulai Mati dalam 10 Miliar Tahun
Model Kosmologi: Alam Semesta Akan Mulai Mati dalam 10 Miliar Tahun
Fenomena
Kehidupan Laut Dalam: Penemuan Mengejutkan di Palung Kuril-Kamchatka
Kehidupan Laut Dalam: Penemuan Mengejutkan di Palung Kuril-Kamchatka
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau