KOMPAS.com - Akhir pekan yang panjang kali ini akan dihiasi oleh bintang jatuh atau meteor.
Hujan meteor Eta Aquarids - demikian nama fenomena yang yang akan terjadi akhir pekan ini - akan menghadirkan hingga 80 meteor per jam.
"Akhir pekan ini adalah waktu yang sangat bagus untuk melihat," kata astronom amatir Ma'rufin Sudibyo.
Pertama, akhir pekan ini bertepatan dengan bulan baru. Ini membuat langit akan lebih gelap dari biasanya karena tak ada bulan yang bersinar dan berpotensi mengganggu pengamatan meteor.
Kedua, Jumat (6/5/2015) dan Sabtu (7/5/2016) adalah puncak hujan meteor yang sebenarnya telah dimulai 28 April 2016 lalu.
Jumlah 80 meteor per jam mungkin terkesan banyak tetapi sebenarnya tergolong sedikit. Hujan meteor lain, seperti Geminids, bisa menghadirkan ratusan meteor per jam.
"Eta Aquarids bukan hujan meteor yang ramai," ungkap Ma'rufin.
Dengan jumlah 80 meteor per jam, maka jika dihitung akan ada rata-rata satu meteor yang berpotensi akan jatuh setiap menitnya. Sayangnya, belum tentu semua bisa dilihat.
Pengamatan hujan meteor Eta Aquarids membutuhkan beberapa syarat.
Kondisi langit harus benar-benar gelap. Cahaya lampu kota amat mengganggu. Jika pengamatan dilakukan di wilayah pinggir kota saja, jumlah meteor yang berpotensi untuk diamati sudah berkurang menjadi setengahnya.
Eta Aquarids yang terjadi karena interaksi atmosfer dengan debu komet Halley juga miskin bola api atau meteor terang.
Meteor dan bola api melesat sangat cepat. Bola api berpotensi dilihat selama beberapa detik. Sementara meteor, jika berkedip saja, akan terlewatkan.
Memang sulit mengatur kedipan, tetapi sebisa mungkin, berkediplah pada saat yang tepat dan cermatlah melihat langit.
Ma'rufin menjelaskan, meteor Eta Aquarids akan terbit dari rasi Aquarius. Rasi ini akhir pekan ini akan terbit sebelum tengah malam.
"Pengamatan hujan meteor Eta Aquarids bisa dimulai sebelum tengah malam sampai Subuh," katanya.