Warna Air Laut Maluku Tengah Berubah Merah, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 22/06/2015, 13:48 WIB

KOMPAS.com — Warna air di perairan Pulau Ai, Kepulauan Banda, Maluku Tengah, tiba-tiba menjadi merah. Fenomena itu membuat warga setempat geger dan panik.

Baca: Warga Gempar di Maluku Tengah, Warna Air Laut Berubah Jadi Merah seperti Darah

Tokoh masyarakat setempat, Ahmad Ali, mengatakan bahwa perubahan itu baru terjadi sekali dan ia memercayai bahwa merahnya air laut itu pertanda sesuatu akan terjadi.

"Tidak ada yang berani melaut. Kami sendiri takut ke laut karena memang air lautnya seperti darah," katanya.

Apa sebenarnya penyebab perubahan air laut menjadi merah? Apakah benar itu merupakan pertanda bencana akan terjadi?

Red tide

Peneliti alga dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Boy Rahardjo Sidharta, mengatakan, "Kalau bukan pencemaran kimiawi berupa zat warna, pasti itu fenomena red tide."

Red tide merupakan perubahan air laut menjadi merah yang disebabkan oleh ledakan populasi alga merah, jenis alga yang sel-selnya kaya pigmen phycoerythrin.

"Kalau jumlahnya sedikit, tidak kelihatan merah. Tapi, ketika terjadi blooming yang dalam 1 ml bisa berisi ribuan-jutaan sel, maka sangat jelas terlihat dengan mata telanjang," kata Boy.

Penyebab ledakan populasi alga bisa beragam, mulai dari melimpahnya nutrien di laut atau yang disebut eutrofikasi hingga pemanasan global.

Suhu air laut yang meningkat akibat pemanasan global memicu peningkatan metabolisme sel alga. Akibatnya, kecepatan pembelahan atau reproduksi alga juga meningkat.

"Kalau sudah membelah cepat, maka akan mendominasi dan perairan 'berubah' menjadi merah, atau hijau, coklat, atau lainnya," kata Boy saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/6/2015).

"Bencana"

Ledakan populasi bencana, dalam kondisi tertentu, memang bisa memicu bencana bagi perikanan dan nelayan.

Alga dalam jumlah besar akan membuat stok oksigen di perairan berkurang. Dampaknya, banyak ikan akan mati.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau