Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Warga Indonesia Bisa Melihat Gerhana Matahari Total?

Kompas.com - 20/03/2015, 18:54 WIB

KOMPAS.com — Gerhana matahari total menyapa warga di sejumlah wilayah Eropa, Asia Utara, dan Afrika bagian utara. Kapan gerhana matahari total akan menyapa warga di Indonesia?

Berdasarkan informasi gerhana di situs Solar Eclipse Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), gerhana matahari total baru akan menyapa Indonesia pada 9 Maret 2016 mendatang.

Kepala Observatorium Bosscha, Mahasena Putra, mengatakan, pada 9 Maret 2016 nanti, "Bayangan akan bergerak dari barat ke timur, dari Samudra Hindia, lalu masuk ke wilayah Sumatera, Bangka Belitung, Kalimantan, dan Sulawesi, lalu ke Pasifik."

Dalam pertemuan Discover Indonesia's Solar Eclipse 2016, Desember 2014 lalu, Mahasena mengungkapkan, gerhana tahun 2016 akan istimewa bagi Indonesia. Tak hanya memungkinkan bagi masyarakatnya untuk bisa melihat gerhana, Indonesia akan menjadi lokasi terbaik pengamatan gerhana matahari total.

Sejumlah wilayah Indonesia yang bisa mengamati gerhana matahari total tahun depan adalah Bangka Belitung, Pontianak, dan Palu. Wilayah Palu akan menjadi lokasi terbaik sebab akan mengalami totalitas gerhana terlama di dunia, yakni 2 menit dan 50 detik.

Sejumlah informasi di media sosial yang beredar belakangan menyebut bahwa Indonesia bisa melihat gerhana pada Jumat (20/3/2015). Astronom amatir Ma'rufin Sudibyo saat dihubungi hari ini membantah informasi tersebut.

"Ada 4 gerhana pada tahun 2015, yakni 2 gerhana matahari dan 2 gerhana bulan. Kita hanya kebagian gerhana, yaitu gerhana bulan besok tanggal 4 April," kata Ma'rufin. Jadi, informasi bahwa wilayah Indonesia bisa melihat gerhana matahari total hari ini tidaklah benar.

Gerhana matahari total sebenarnya merupakan fenomena yang rutin terjadi setiap tahun. Namun, fenomena itu menjadi sulit diamati karena hanya terjadi di wilayah yang sangat sempit dan dalam waktu singkat.

"Ini karena penentu wilayah gerhana dalam gerhana matahari kan piringan bulan, yang ukurannya hanya sepertiga diameter piringan Bumi," ujar Ma'rufin. Wilayah yang ditutupi pun lebih sempit.

Tentang gerhana hari ini, meski dinyatakan bisa dilihat oleh warga Eropa, Afrika bagian utara, dan Asia bagian utara, wilayah yang bisa menyaksikan gerhana matahari total sendiri hanya sepanjang Kepulauan Faroe hingga Svalbard.

Wilayah London misalnya, tempat banyak orang berkumpul untuk menyaksikan gerhana, sebenarnya hanya bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian, walaupun piringan matahari yang tertutup bulan mencapai 85 persen.

Karena masih akan terjadi sekitar 1 tahun lagi, tak ada salahnya mulai sekarang Anda menabung untuk bisa melihat gerhana matahari total pada tahun depan. Bila melewatkannya, Anda harus menunggu paling tidak hingga tahun 2023.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Mengapa Kura-Kura Melakukan Pose Superman? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Mengapa Kura-Kura Melakukan Pose Superman? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Oh Begitu
Apa yang Terjadi Jika Kita Mencoba Mendarat di Planet Gas Raksasa?
Apa yang Terjadi Jika Kita Mencoba Mendarat di Planet Gas Raksasa?
Oh Begitu
Fosil Kepala Amfibi Raksasa Ditemukan di Texas, Mirip Karakter Film ‘Toy Story’
Fosil Kepala Amfibi Raksasa Ditemukan di Texas, Mirip Karakter Film ‘Toy Story’
Fenomena
Apa yang Terjadi di Otak Seorang Psikopat? 
Apa yang Terjadi di Otak Seorang Psikopat? 
Kita
Ditemukan, Bukti Ledakan Bintang Ganda yang Mengubah Pemahaman Alam Semesta
Ditemukan, Bukti Ledakan Bintang Ganda yang Mengubah Pemahaman Alam Semesta
Oh Begitu
Evolusi Mamalia Tak Sesederhana yang Kita Duga, Fosil Baru Ubah Ceritanya
Evolusi Mamalia Tak Sesederhana yang Kita Duga, Fosil Baru Ubah Ceritanya
Oh Begitu
Genus Baru Laba-Laba Pelompat yang Ahli Berkamuflase Ditemukan di Selandia Baru
Genus Baru Laba-Laba Pelompat yang Ahli Berkamuflase Ditemukan di Selandia Baru
Fenomena
Jus Jeruk Bali Bisa Mematikan? Ini Fakta Ilmiahnya
Jus Jeruk Bali Bisa Mematikan? Ini Fakta Ilmiahnya
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau