Fosil berupa tulang rahang bawah bagian kiri tersebut ditemukan di wilayah Ledi-Geraru, Afar Regional State, Ethiopia. Penemunya adalah mahasiswa pascasarjana asal Ethiopia, Chalachew Seyoum.
"Saat saya menemukannya, saya menyadari bahwa fosil itu penting, sebab periode fosil tersebut hanya direpresentasikan oleh beberapa fosil dari Afrika bagian timur," katanya seperti dikutip BBC, Rabu (4/3/2014).
Lengkapnya, fosil yang ditemukan adalah tulang rahang bagian kiri beserta lima giginya. Gigi gerahamnya lebih kecil daripada fosil manusia lain yang ditemukan di wilayah yang sama.
"Sebelumnya, fosil tertua dari genus Homo adalah rahang atas dari Hadar, Ethiopia yang berusia 2,35 juta tahun. Penemuan ini mendorong asal-usul manusia sekitar 400.000 tahun ke belakang," ungkap William Kimbel dari Arizona State University yang memimpin riset.
Fosil primata pra-manusia tertua yang paling terkenal adalah Lucy atau Australopithecus afraensis. Fosil itu berusia lebih dari 3 juta tahun, ditemukan oleh Donald Johanson dari Arizona State University.
Sementara, genus Homo tertua berasal dari masa 2,35 juta tahun lalu. Ada gap evolusi sekitar 700.000 tahun yang hingga kini masih misteri. Apa yang terjadi dalam rentang waktu tersebut? Spesies apa yang berkembang?
Dalam publikasinya di jurnal Science Rabu kemarin, ilmuwan mengungkapkan, penemuan ini mengisi gap evolusi antara primata pra-manusia atau pra-Homo menuju manusia modern atau Homo sapiens.
Tulang rahang yang ditemukan juga membantu ilmuwan menjawab faktor yang memicu evolusi manusia. Perubahan iklim yang membuat wilayah yang semula hutan menjadi padang rumput diduga menjadi salah satu faktor.
Perubahan iklim diduga memicu manusia memiliki otak lebih besar, memungkinannya mengeksplorasi relung yang baru sekaligus mengikis ketergantungan pada rahang yang besar dan mulai mengembangkan peralatan.
Chris Stringer dari Natural History Museum di London mengungkapkan, penemuan fosil rahang bawah ini menarik. Namun demikian, rahang saja belum bisa mengonfirmasi apakah spesies tersebut yang turut melahirkan Homo sapiens.
Ia menduga, banyak spesies manusia hidup jutaan tahun yang lalu. Proses seleksi membuat beberapa spesies punah dan hanya sedikit yang tetap eksis. Jumlah yang sedikit itu mungkin yang kemudian berevolusi menjadi manusia modern.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.