Fosil hewan dengan nama spesies Josephoartigasia monesi tersebut ditemukan pertama kali di Uruguay pada tahun 2007 lalu. Satwa purba yang dinyatakan sebagai pengerat terbesar itu hidup pada masa yang disebut Pliocene di mana mamalia besar, termasuk mammoth, melimpah di muka Bumi.
Ilmuwan dari University of York di Inggris dan Uruguay mempelajari tengkorak spesies tersebut dengan CT Scan. Mereka merekonstruksi tengkorak hewan pengerat itu kemudian mencoba menghitung tekanan dan tegangan yang dihasilkan oleh setiap gigi. Hasil riset dipublikasikan di Journal of Anatomy.
Hasil penelitian mengungkap bahwa gigitan hewan pengerat itu ternyata sangat kuat, setara dengan gigitan harimau saat ini. Gigi seri atas memiliki ukuran mencapai 30 cm sehingga diduga memiliki fungsi lebih dari sekadar menggigit, seperti perlindungan diri.
"Kami menyimpulkan bahwa bahwa Josephoartigasia monesi pasti menggunakan gigi serinya untuk aktivitas elain menggigit, seperti menggali tanah untuk mencari makanan atau melindungi diri dari predator, kata Phillip Cox, ahli anatomi dari Hull York Medical School dan University of York yang memimpin riset.
"Itu sama dengan cara gajah saat ini menggunakan belalainya," imbuhnya seperti dikutip BBC, Rabu (4/2/2015). Josephoartigasia monesi diduga punah dua juta tahun yang lalu. Belum diketahui dengan pasti penyebab kepunahan pengerat raksasa tersebut.