Kamis (11/12/2014) di kantor Kementerian Koordinator Maritim, tim TNI Angkatan Laut dan Komunitas Sejarah Roodesbrug menyatakan bahwa mereka telah menemukan bangkai kapal selam Jerman yang diduga salah satu di antara dua kapal yang tenggelam.
Tim menyatakan, bangkai kapal selam ditemukan di utara Karimun Jawa, pada jarak 10 jam perjalanan dengan kapal berkecepatan rata-rata 7 knot.
Kapal ditemukan dalam kondisi tidak utuh. Bagian yang ditemukan hanya bagian depan dari kapal sepanjang 30 meter tersebut. Selain menemukan bangkai kapal, tim juga mendapatkan artefak menarik seperti piring keramik, botol, serta kerangka manusia.
Baca: 70 Tahun Hilang di Dasar Laut Jawa, Kapal Selam Jerman Ditemukan
Temuan tersebut terbilang menarik. Namun, ternyata arkeolog Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Balai Arkeologi Yogyakarta juga pernah menemukan kapal selam di Laut Jawa. Apakah kapal yang ditemukan TNI dan arkeolog sama?
Menjawab pertanyaan tersebut, Adi Erlianto Setiawan dari Roodesbrug yang ikut menyelam dan menemukan kapal mengatakan, "belum tahu sama atau berbeda."
Menurutnya, baik kapal U 168 maupun U 183 diduga terdapat di utara Karimun Jawa. Untuk bisa mengatakan kapal yang ditemukan timnya dan arkeolog sama atau berbeda, perlu diungkap dahulu identitas kapal.
Untuk mengungkap identitas kapal, Adi mengatakan, masih sulit. Tidak ada satu pun benda yang menunjukkan bahwa kapal selam yang ditemukan U 168 atau U 183.
Namun, dihubungi Kompas.com, arkeolog Bambang Budi Utomo yang terlibat penelitian bersama tim Arkenas dan Balar Yogyakarta mengatakan, bangkai kapal yang ditemukan TNI Al dan timnya sama.
"Itu tepatnya di timur laut Karimun Jawa. Kalau melihat lokasi penemuan 10 jam perjalanan dari Karimun Jawa, maka sebenarnya kapal yang ditemukan sama," katanya.
Bambang menjelaskan, usai menemukan bangkai kapal selam Jerman November 2013 lalu, pihaknya memang berkoordinasi dengan Kedutaan Jerman dan TNI Angkatan Laut untuk mengamankan temuan.
"Pemerintah Jerman meminta kita untuk menjaga bangkai kapal selam itu. Jadi kita hubungi TNI Angkatan laut untuk mengamankan," urainya.
Bambang mengungkapkan, pihaknya sudah memberikan seluruh data temuan kepada TNI Angkatan Laut, termasuk koordinat lokasi penemuan kapal selam. Menurutnya, tugas TNI Angkatan laut seharusnya adalah ikut menjaga temuan tersebut.
Yudo Ponco Ari, Komandan Datasemen Tiga Satuan Kopaska Armatim Surabaya, yang terlibat penemuan bersama tim TNI mengungkapkan bahwa dirinya belum menerima data dari arkeolog.
"Saya belum dapat informasi tentang koordinat yang diberikan arkeolog. Seandainya sama pun tidak masalah , akan kami serahkan datanya supaya saling melengkapi," ungkap Yudo lewat pesan singkat hari ini.
Kapal selam Jerman sampai ke perairan Indonesia karena permintaan Jepang. Total, ada 12 kapal selam yang dikirimkan ke Indonesia.
Kapal U 168 dan U 183 karam di dasar Laut Jawa akibat tembakan dari pasukan Belanda. Penembakan kapal Jerman oleh Belanda terkait sejarah Perang Dunia II, di mana Jerman dan punya perjanjian kerjasama melawan sekutu, antara lain Belanda dan Amerika Serikat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.